Lihat ke Halaman Asli

Soetiyastoko

☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Psiko-Populer | Ikhlas itu Gratis, Dendam Itu Beban Itu Berat

Diperbarui: 5 Desember 2024   00:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.pri

  • Psiko-Populer  | (Bagian 1)  Ikhlas Itu Gratis, Dendam Itu Berat: Mengapa Kita Perlu Lepaskan Beban?

    DikToko
    (Soetiyastoko)

    Pernahkah Anda merasa seperti membawa karung beras 50 kg di pundak setiap kali melihat seseorang yang bikin hati Anda panas? Itulah dendam.

    Tidak terlihat, tapi bebannya luar biasa. Coba bayangkan seseorang sedang menikmati "me time" di mal, asyik jalan-jalan, tiba-tiba bertemu si dia, orang yang pernah "merobek" hati Anda. Seketika bahu jadi kaku, senyum hilang, dan kepala seperti mendidih.

    Padahal si dia mungkin lagi sibuk beli donat tanpa dosa.

    Bismillahir-rahmanir-rahiim

    Mari kita telusuri mengapa orang yang tidak ikhlas dan pendendam sering jadi "pemanggul beban berat" dan bagaimana cara keluar dari jebakan ini.

    ***

    Dampak Negatif dari Tidak Ikhlas dan Pendendam

    1. Tidak Tenang

    Dendam itu seperti memutar lagu galau sepanjang hari di kepala. Tidak bisa di-pause, tidak bisa di-skip. Anda akan terus dihantui "lagu dendam" yang bikin hati bergetar, tapi bukan karena cinta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline