Lihat ke Halaman Asli

Soetiyastoko

☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Cerpen | Rinjani: Cahaya yang Kembali di Tlogosari

Diperbarui: 20 November 2024   07:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Layar Gawai, dok.pri

Cerpen  |  Rinjani: Cahaya yang Kembali di Tlogosari

DikToko
(Soetiyastoko)

Hujan deras mengguyur Semarang, membanjiri kota bawah. Termasuk jalan Parangkembang di perumahan Tlogosari.

Rumah sederhana milik Rinjani dan suaminya, Rahadian, tak luput dari genangan air. Di ruang tamu, Rahadian duduk termenung, menatap istrinya yang terbaring lemah, di atas ranjang besi  ber-kasur tipis. Dingin air yang merendam hingga betisnya, tak dihiraukannya.

Tubuh Rinjani semakin kurus, wajahnya pucat, dan nafasnya berat. Ia telah berbulan-bulan berjuang melawan kanker darah yang menggerogoti tubuhnya. Namun malam itu, kondisinya tampak semakin kritis.

Sementara itu, jauh di Inggris, kedua putri kembar mereka, Janira dan Jinari, yang sedang menempuh pendidikan S3 dengan beasiswa, merasakan kegelisahan yang sama.

***

Pergulatan Hati di Negeri Jauh

Janira dan Jinari, meski tengah disibukkan dengan penelitian mereka, tak bisa menahan kecemasan. Malam itu, Janira mendapat kabar dari ayahnya.

"Jin, Ayah bilang kondisi Ibu semakin buruk. Kita harus pulang," ucap Janira dengan mata berkaca-kaca.

Jinari memeluk kakaknya. "Aku tahu, tapi uang kita bahkan hanya cukup untuk makan dan transportasi harian. Kita tak punya tabungan, Jani."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline