Lihat ke Halaman Asli

Soetiyastoko

☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Puisi | Pelantang Sursu

Diperbarui: 6 November 2024   00:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.pri.

Puisi  |  Pelantang Surau

DikToko
(Soetiyastoko)

Kehidupan  manusia  
itu lengkap,
sempurna.
Sesuai lakon
yang
ditakdirkan-Nya

Tak hanya kemudahan  kebahagiaan
pun
gelinjang kejang nikmat

Nyata-nya
Dia
sertakan pula
kesulitan - kepedihan
termasuk
duka - lara

Tak guna pongah
saat  di puncak tinggi.

Tak guna raungkan tangis berkepanjangan
merana,
putus asa
saat terlindas derita

Tiada faedah isakan ratap  
ketika  
fakta capaian
tak sesuai harapan
Gelincir
di palung  gelap
terdalam.

Buatlah jejak ringan dihari-harimu
usah berlebihan.
Gelagapan mabuk kepayang
Kendalikan emosi-mu,
cukup
dengan
Ikhlas dan sabar

Jika kau tak meletup-letup,
saat
bahagia atau duka,
maka  
kisah-mu
akan baik-baik saja,
tanpa
ironi
drama dan tragedi, ...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline