Lihat ke Halaman Asli

Soetiyastoko

☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Pendidikan | Ilmu Pembuka Pintu Kesadaran Atas Kebesaran-Nya: Refleksi Seorang Pembelajar

Diperbarui: 20 Oktober 2024   01:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.Pri.

Pendidikan  |  Ilmu Pembuka Pintu Kesadaran Atas Kebesaran-Nya: Refleksi Seorang Pembelajar

DikToko
(Soetiyastoko)

Pada puncak pencarian ilmu, seseorang akan tiba pada sebuah kesimpulan mendalam: bahwa ilmu yang telah diperolehnya hanyalah setetes air dibandingkan dengan lautan ilmu yang dimiliki Allah SWT.

Pemahaman ini bukan sekadar kesadaran, tetapi juga sebuah perjalanan spiritual yang menggiring kita untuk lebih memahami betapa Maha Kuasanya Allah, yang menciptakan segala sesuatu dan mengetahui hal-hal yang bahkan tak pernah terlintas di benak manusia.

Proses belajar sejatinya bukan hanya menambah pengetahuan, melainkan juga mendekatkan seseorang kepada kebesaran Sang Pencipta.

Seiring bertambahnya ilmu, seseorang tidak menjadi lebih sombong, melainkan semakin rendah hati.

Berilmu dengan benar tidak akan menghasilkan keangkuhan, sebab semakin dalam kita mengetahui, semakin kita menyadari bahwa ada banyak hal yang belum kita ketahui.

Logika Ilmu dan Kerendahan Hati

"Semakin berisi, semakin merunduk" adalah pepatah lama yang memiliki arti mendalam.
Ibarat tangkai padi yang berisi, semakin penuh dengan bulir, semakin ia menunduk.

Begitu pula dengan manusia yang penuh dengan ilmu, mereka cenderung jauh dari kesombongan dan pamer.

Orang-orang yang benar-benar berilmu akan selalu bertanya kepada diri mereka sendiri, "Dengan ilmu yang kumiliki, apa manfaat yang bisa kuberikan bagi agama, bagi lingkungan, dan bagi sesama manusia?"

Setiap karunia ilmu yang diberikan kepada seseorang, sesungguhnya sebagian dari itu adalah hak orang lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline