Lihat ke Halaman Asli

Soetiyastoko

☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Puisi: Debu Jerami

Diperbarui: 27 September 2023   11:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Snob.Pict.

Puisi  |  Debu Jerami

Soetiyastoko

Aku sembunyi terkubur debu jerami
jangan kau cari

Pematang sawah begitu rapuh di kemarau ini
jangan kau injak

Tak ada jejak gembala bebek yang angon di sini
jangan coba temukan telur di hitam jejak bakaran

Menggigil dagu-ku dalam dzikir panjang
menanti ampunan
dan
leganya nafas

Jangan goda aku lagi,
dengan sintal liuk gelinjang-mu
yang
kelak
jadi liuk kobar
jahanam
api neraka-gosongkan-ku

Jangan kau cari
aku sembunyi terkubur debu jerami

Gigil-ku adalah takut yang meringkuk ...
Jauh-jauhlah dikau pesona nikmat maksiat dzolim

(sekali lagi, aku takut tergoda dikau)

________

Pagedangan, Rabu 27/09/2023 06:21:54 pusat-pusat ceria gemerlap laknat bertumbuhan, berseragam bisnis (kesenangan)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline