Lihat ke Halaman Asli

Soetiyastoko

☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Cerpen: Sebuah Pagi (Bagian 1)

Diperbarui: 27 Agustus 2022   08:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.Pri.

Cerpen | Sebuah Pagi 

(Bagian 1)

DikToko
(Soetiyastoko)

Sebuah pagi yang terlambat datang itu, hari ini. Awan tebal hitam menghalangi cahaya matahari pagi.

Mestinya sinarnya sudah menyelinap lewat lobang angin dan membentuk lampu-lampu terang, tanpa bohlam didinding dalam kamar.

Selimut, sahabat tidur telah dilipat. Sabun, sampo, sikat gigi dan handuk, telah tunaikan tugasnya.

Wahyudi Wahidin, memanaskan mobilnya, entah untuk alasan apa. Mestinya dia masih ingat pesan pramuniaga di ruang pamer, seminggu yang lalu.

"Pak, ... Mobil ini berteknologi baru, hybrid. Keuntungannya, hemat BBM dan tidak perlu dipanaskan mesinnya. Bisa langsung jalan, ..."

Penjelasan itu, sudah dibacanya di internet, beberapa bulan sebelum mobil itu  diluncurkan ke pasar.

Saat dia membayar uang inden, bukti keseriusan mau membeli. Dia pesan warna khusus: merah-ferari, metalik. Warna yang ngejreng, warna berani.

Supaya mudah dikenali dan ditemukan, ketika lupa posisi memparkirkan mobil saat belanja di mal.

Warna itu, juga bermanfaat bagi para mahasiswa. Terutama yang sedang dalam bimbingan tugas akhir. Pertanda bahwa dirinya sudah ada di kampus, walau belum pasti di ruangan mana dan sedang apa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline