Lihat ke Halaman Asli

Soetiyastoko

☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Puisi | Janji-Basi, Sumpah-Sampah

Diperbarui: 2 Agustus 2022   08:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Onggokan Sampah

PuisiPuisi  |  Janji-Basi, Sumpah-Sampah

Soetiyastoko

Jangan ganggu
aku sedang menyepah
Ku-lahap harmoni
sirih
pinang
kapur
tembakau

Buyut-ku bilang
itu
"Nyusur, nyirih"
Dikunyah
dicecap dalam-dalam
nikmatnya
baru bisa dirasa

Bibir dan mulut
menjadi
bermerah-merah !

Itu bukan darah
tapi
ludah
yang kemudian
dibuang

Tapi itu beda, dengan,
janji-janji yang jadi
basi


Tapi itu beda dengan
sumpah di pelantikan
pejabat bergaya hebat,
yang
ternyata hanya
sampah !

(Jika kamu belum tahu, pertanda kamu hebat. Prasangka-mu baik, jujur dan lugu.
Tanpa kau gembar-gemborkan, tanpa penataran dan ikut diajari pe-empat; kau secara alami sudah Pancasilais.
Kamu bukan yang biasa, kamu hebat dan langka !)

Kuulangi lagi,
jangan pernah
lakukan :

berjanji
untuk kau buat basi,
bersumpah
yang jadi sampah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline