Lihat ke Halaman Asli

Soetiyastoko

☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Puisi | Terangkum

Diperbarui: 3 Juni 2022   09:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi  |  Terangkum

Soetiyastoko

Kamu sudah lama
tahu dan hafal,
bahwa:

"Patuh kepada ketentuan-ketentuan atau hukum Allah."

Terangkum makna-nya
dalam
kata
"taqwa"
Sebuah kata yang sering dirangkai di atas
mimbar
jumat

"Para jamaah  -yang- semoga senantiasa dirahmati dan diberkahi Allah, mari bersama-sama kita tingkatkan ke-taqwa-an diri kita dan keluarga, ..."

Dan,
kita semua selalu ingat, bahwa
ketentuan atau hukum Allah yang termaktub
dalam
kitab-Nya,
menjunjung tinggi,
prinsip-prinsip keseimbangan
atau
keadilan,
menjunjung tinggi
akhlak yang luhur
dan semua
nilai-nilai kebajikan
yang
universal.

Sehingga, ...

Bertaqwa,
sama dengan: hidup berperilaku
santun-seimbang, ...

Adil,
ibadah terhadap Allah, terhadap diri sendiri,
terhadap orang lain,
terhadap Alam,
maupun
terhadap Negara
dan
Dunia.

(Hari ini, hari jumat, kata itu, akan kudengar lagi bersama Pak Kiai Sepuh yang biasanya, aku duduk disamping-nya. Dengar-kan khotbah-khotbah dari murid-murid-nya. Beliau selalu menepuk-tepuk paha-ku, seraya berkata : "Sesepuh pun butuh di-nasehati, ...)


***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline