Puisi | Balada Dokter Spesialis
Soetiyastoko
Kekasih, bukan aku tak cinta
kau-pun
sudah
kulamar
diantar keluarga-ku
menghadap mami-papi-mu
Kau-pun dengar,
beliau menyetujui
terekam dalam foto dan video profesional
Di-edit, diberi lagu dan narasi puitis, mengusap kalbu
(Tagihan biaya-nya, sepuluh bulan lagi, baru lunas. Kau pun tahu, itu karena acara lamaran mewah di resto luar biasa. Kuterpaksa ajukan kartu kredit ! Riba, yang dilarang agama-ku, demi memenuhi permintaan dan saran solusi biaya, kata ortu-mu.
Aku tak mau lagi seperti itu)
Kekasih, bukankah kau selama ini tak pernah ragu, betapa cinta-ku pada-mu
Kita sudah rancang
masa depan bersama,
susah-senang
selalu bergandeng tangan
Tapi,
maaf,
aku tak bisa penuhi
syarat papi-mami-mu:
pesta meriah
di
Ballroom-Ruang Dansa Hotel Indonesia
2000 undangan
dan
hiburan
biduan papan atas masa kini
Aku hanya dokter spesialis
baru praktek 2 tahun
belum banyak pasien
Kekasih,
maaf,
aku undur diri.
Saat ini yang kubutuhkan
seorang istri,
bukan recovery gengsi
orangtua-mu