Lihat ke Halaman Asli

Soetiyastoko

☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Puisi | Dahi-ku Dikecup Ibu

Diperbarui: 13 Februari 2022   06:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi  | Dahi-ku Dikecup Ibu

Soetiyastoko

"Pujilah jua Tuhan-mu,
apapun keadaan-mu"

Sebuah kalimat dari ibu,
yaa, dari ibuku
yang melahirkan-ku

"Ketika kamu lucu
dan bau
atau saat menjerit wangi,
ibu tetap memeluk-mu,
sayangi-mu"

Disajikannya sarapan
untukku
lengkap dengan kasih-nya

Terkadang dalam orchestra rasa,
kali itu
hanya dengan kendang saja
iringi lidahku menari

"Anakku, Tuhan menyayangi-mu, lebih dari sayangnya ibu pada-mu"

Keringat didahiku, diusapnya

"Jika hari ini kau kecewa dan patah hati, Tuhan sedang dewasakan-mu. Ajarkan-mu untuk selalu bersyukur. Mengujimu untuk tetap tangguh"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline