Lihat ke Halaman Asli

Soetiyastoko

☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Puisi | Cintailah Aku, Tanpa Catatan

Diperbarui: 15 Februari 2022   22:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi  |  Cintailah Aku, Tanpa Catatan

Soetiyastoko

Kemarin-kemarin
kita juga ngobrol dan canda
bersama kawan yang lain
kita juga sering keperpustakaan
seperti tadi siang

Tapi,
siang tadi,
tiba-tiba aku gugup
kala
tak sengaja, agak lama
menatap mata-mu
diantara rak yang berdebu

Tiba-tiba serasa
simak presentasi
ber-power point
tentang dirimu

Mulai dari bulu matamu
ujung hidungmu
bibir terbuka menyuap bakso
dan
keseluruhan wajah-mu,
tanpa senyum seorang kawan
tetapi
tatapan mata tajam nan mesra

Akhir presentasi itu satu kata
ini beda,
bukan yang biasa
kata "Tamat"
yang kubaca,
"Cintailah aku, tanpa catatan ..."

(Aku tak berani melanjutkan, bantal kubalik, selimut dan guling kusingkirkan)

Bukankah kamu sudah ada yang punya ?

***

Rumah pojokan-ku, jalan mangga raya, bsd, pinggiran kabupaten tangerang, 00:40 kamis 10 februari 2022. Ditemani hujan yang agak malas turun, suaranya pilu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline