Lihat ke Halaman Asli

Soetiyastoko

☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Puisi | Lewat Bening Matamu

Diperbarui: 9 Februari 2022   07:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi  | Lewat Bening Matamu

Soetiyastoko

Bunga-bunga kertas rimbun
dan
hijau daunnya
yang jarang,
tandai kemarau panjang
menuju puncaknya

Menjulur, rambati besi-besi
melintang membentuk atap,
aku dan kamu duduk disitu
ditaung kelopak bunga-bunga
oranye, ungu, putih dan merah
di pinggir pagar
sekolah kita

Kita saling janji,
saling sayang,
saling jaga
saling bahagiakan
dan
saling-saling kebaikan lainnya

Mataku masuk kehatimu
lewat
bening matamu
dan
dikau pun begitu

Saat itu
aku belum berani genggam
jemarimu
kuingin kita tetap suci,
tak tersentuh hasrat
yang bisa saja
tiba-tiba
menjadi liar
tak
terkendali, ...

Masa yang panjang
kita jalani bersama, dalam kasih
senyummu masih yang dulu
dengan catatan sejarah
berwujud kerut-kerut

Ada tanggal lahir anak kita
ada pelaminan pernikahan
mereka
ada mainan cucu-cucu
ada mesra pergumulan kita

Entah berapa seprei putih
penyerap pergumulan
keringat kita,
digelap malam,
di benderang siang,
menjadi usang
dan
kita buang, berjejak cinta

Kini tanganmu kaku
tak bisa raihku lagi
sebentar lagi dibungkus
digotong disholatkan
anak-cucu dan karib kita

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline