CERPEN | Kerudung Keranda
Soetiyastoko
Selama ini tak pernah jadi masalah dan tidak pernah dipermasalahkan.
Jika, pas, diperlukan selalu tersedia. Walau entah itu dipinjam dari siapa dan dari pihak mana.
Dari kampung sebelah, dari yayasan, dari rumah sakit atau pun dari partai politik. Tidak jadi soal, baik bagi tetua tokoh kampung atau pun keluarga yang berduka.
Semua urusan terkait hal itu selalu beres atau cukup dianggap beres. Terselenggara hikmat.
Berbeda saat mengantarkan jenazah ketua RW, yang tidak kebetulan dia seorang ibu.
Fasilitas itu tidak ada. Semua serba darurat.
Lalu seminggu kemudian, disusul matinya muazin sepuh warga RW ini. Adzan-nya di masjid RW sebelah.
Beliau juga yang lebih sering mengumumkan kematian dan memandikan mayat. Kali ini giliran muazin itu yang dipanggil sang pemberi hidup.