Lihat ke Halaman Asli

Soetiyastoko

☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Puisi | Sembilan Detik 1

Diperbarui: 22 Januari 2022   02:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi | Sembilan Detik 1

Soetiyastoko

Aah, kamu !
Mana mungkin menyebutmu
seperti itu
"gebetan"
terlalu vulgar dan kasar

Atau, ...
"cinta-ku"
"kekasih-ku"
terlalu lancang untukku
memanggilmu begitu

Aku sedang latihan,
target-ku
mampu menatap mata-mu
tanpa berkedip
sembilan detik saja

Dan, ...
kata-kata itu muncul
begitu saja,
aku tak sedang merayu-mu
lalui lirik-lirik ini

Kau,
sudah begitu dekat
lekat-erat di relung otak
entah,
tepatnya-dimananya

Walau
kalimat singkat-mu menepis
sebelum sembilan detik-ku
selesai
"kita, temenan saja ..."

Ada yang kusesali,
saat kau berlalu tinggalkan-ku
tak kutahan, untuk tegaskan
"... aku sungguh cinta ..."
maka kutitipkan pada angin

Jika kau
temukan debu-debu
bertuliskan rasaku-untukmu
itu benar dariku,
aku tak pandai merayu

***
Kabupaten Tangerang, Boulevard BSD Barat ,  Rabu dini hari 19 Januari 2022, dalam sebuah lintasan kelebat waktu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline