Lihat ke Halaman Asli

Soetiyastoko

☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Jangan Tunggu di Teras Rumah

Diperbarui: 20 Desember 2021   04:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jangan Tunggu Di Teras Rumah

Soetiyastoko

Kekasih,
maafkan aku
hanya sesaat-sesaat saja
ku
memeluk
mu.

Kekasih
bukankah sepakat sudah,
kita
kejar masa depan
maka
ketika berlari kencang
tak
mungkin
dengan berpegangan tangan

Apalagi
di
pandemi ini
sudah berbulan
kita tak seranjang,
biarkan
kutuntaskan perjuangan
yang
memang
bagian tugasku.

Bukan merayap
mengendap-endap
dan
luka berdarah-darah
tergores semak dan batu.
Tak sempat  rasakan sakit ditembus peluru
atau,
lapar
tanpa tahu, kapan bisa makan
dan
akan makan apa,
seperti para pejuang kemerdekaan.

Bukan,
bukan seperti itu.

Kekasih,
alat pelindung diri-ku
memang bukan topi baja,
bebani kepala


tapi,


apd tebal kuraskan
keringatku
dan
musuh
tak bisa
kubidik
dengan jarum suntik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline