Lihat ke Halaman Asli

Soetiyastoko

☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Musibah

Diperbarui: 3 November 2021   23:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Musibah

Soetiyastoko

Keindahan sore
yang hijau kebiruan
dari
sudut Pakar - Dago

Sungai itu
masih merekam
tiga remaja
terbungkus
air bah, beringas jinjing
lalu hanyut, ditenggelamkan

Sebelum hujan
duduk-duduk di atas batu
berkecipak
jernihnya air
gema riang
gagah mengusap
lereng-lereng
lembah bukit.

Kamu, kita, di situ
tak bisa, berbuat apa
gua-gua gelap
lengkap mencatat
betapa
seketika
musibah
melibas kegembiraan
dan
denting gitar
jadi
senyap.

(Lebih dari empat-puluh tahun berlalu, masih segar adegan mengerikan itu diingatanku)


Oktober, nano-nano 2020
Di Kumatrak, kita pernah lekat berhimpun, diantara buku, bincang dan canda.
Sahabat lama, sahabat selamanya
Selamat syukuri
Nikmat dariNya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline