Truk barang-barangku
belum datang,
golok kuayunkan
ranting-ranting disasar
berserakan
pohon dimataku
kini rapih
Serombongan motor
mengiringi truk
pindahan barangku
berhenti
di depan rumah
tetiba ada teriak-teriak
kasar
"Mana yang punya !"
kusandarkan dipundak
golok pemangkas ranting,
kudekati
suara itu
"Itu, ...." tunjuk sopir truk
kearahku
"Pergi !" , teriak gempal bertatto
diikuti kurus ber-anting satu
Motor-motor itu berseru
tergesa-gesa
tinggalkanku,
Pak sopir
melongo
"Bapak preman juga yaa, ..."
celetuk lugu kenek truk
"Sudah, turunkan saja
barang-barangku,
sekalian masukan ke rumah"
golok itu
masih kugenggam.
Kenangan pindah rumah di Juni 2003, seminggu sebelum anak-anakku terima raport. Kabarnya dua diantara begundal pemeras itu sudah mati, ditusuk kawannya sendiri. Saat mabuk dan berebut ikal bergincu merah tebal.
Soetiyastoko
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H