Lihat ke Halaman Asli

Ahok: Setara Tuhan, Lebih Tinggi dari Konstitusi

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dengan kegagalan mengatasi banjir kemarin, macet yang naudzubillah semakin parah, potensi banjir dalam hitungan hari ke depan,perekonomian yang stagnan, dengan APBD sebagai bagian (G) yang diperhitungkan dalam pendapatan nasional yang tidak jalan, ketentraman dan ketertiban yang buruk, lain sebagainya, Ahok sukses menipu masyarakat membenarkan semua hal yang dilakukannya, menyalahkan orang lain dan mengkultuskan dirinya sendiri sebagai pedagang tangguh.

Dengan take home pay yang super besar, jaringan komunikasi yang meningkat dari kampungnya di Belitungdengan berada di lingkungan elit Jakarta, kekuasaan yang setara dengan para elit pusat, ditambah sokongan para aseng hitam, Ahok berhasil membawa dirinya sendiri menjadi pemenang mengorbankan para pendukungnya di belakang.

Dan Energi tidak bisa diciptakan. Jika energi adalah sesuatu yang hanya bisa diubah, maka telah nyata bentuk asli energy kekinian dari Ahok.

Ahok adalah (re)aksi kemuakan.

Dengan menyalahkan DPRD atas adanya anggaran siluman, yang memberikan reaksi tindak lanjut kepada pendukungnya bahwa anggaran siluman adalah korupsi, Ahok seperti mengatakan bahwa kelinci bertelur dan pendukungnya mengatakan bahwa kelinci dapat memakan daging manusia.

Penipuan yang berubah menjadi ketololan jamak.

UU 17 2003 mengatakan bahwa APBD adalah rencana keuangan tahunan yang dibahas bersama kepala daerah dan DPRD. Lah yang namanya rencana bisakah sudah dipidanakan?

Konstitusi, UUD dasar 45 menyatakan bahwa Dewan Perwakilan Rakyat memiliki hak budgeting dalam menyusun anggaran daerah (negara).

Teringat mengenai lancangnya Ahok mengatakan beberapa waktu lalu bahwa mantan Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi tidak mengerti konstitusi, dengan perbandingan head to head yang jauh dalam pengalaman konstitusi, Ahok yang didukung media aseng tersebut, kini dengan mengajukan APBD yang tidak dibahas bersama DPRD adalah lebih tinggi dari konstitusi.

Jika tetap dibenarkan maka Ahok adalah setara dengan tuhan. Tidak ada yang lebih tinggi dari darinya, mengkhianati ucapannya sendiri bahwa “ ayat konstitusi adalah lebih tinggi dari ayat suci”. dimana Konstitusi jika diturunkan kepada UU, KUHP,KUHAP, tetap adalah lebih tinggi dari seroang individu.

Kalau sudah begitu dan dibenarkan oleh pendukungnya, ya sudah memang pendukungnya saja yang tolol.Cecunguk kok dituhankan.

Wajar disebut cecunguk, karena manusia seperti Ahok, dari tren yang dilakukannya, selalu menyalahkan orang lain. Tidak pernah bertanggungjawab.  Dengan mengatakan banyak orang, keparat-keparat, bahkan anak-anak di bawah umur. Pendukung-pendukung itu, kalau tidak tolol paling mendukung karena ada insentif yang menarik di balik itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline