Lihat ke Halaman Asli

Belajar Kerendahan Hati dari Anime "One Punch Man"

Diperbarui: 4 Desember 2015   15:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyuka anime mana yang tidak tahu dengan anime baru ini. Bahkan orang yang dulunya tidak terlalu suka dengan kartun asal Jepang ini tiba-tiba jadi gandrung dengan anime ini. Anime One Punch Man saat ini telah banyak ditunggu kelanjutan di setiap episodenya. Banyak sekali pelajaran yang bisa diteladani jika melihat anime ini. Hal inilah yang membuat kebanyakan orang menunggunya. Jalan cerita yang menarik dan tidak terduga ini juga menjadi salah satu pemicunya.

Sama halnya dengan nama dari anime ini, "One Punch Man" berarti laki-laki dengan satu kali pukulan. Dalan anime ini diceritakan seorang yang bisa dikatakan pahlawan yang mempunyai kekuatan super karena bisa membunuh setiap musuhnya hanya dengan sekali pukulan. Namun Saitama (begitulah nama dari tokoh utama film kartun ini) yang juga bercita-cita untuk menjadi pahlawan dan menyelamatkan banyak orang. Dia menjadi pahlawan juga ingin mencari kesenangan. Karena selama dia berhasil menumpas setiap musuhnya, hanya dengan satu kali pukul saja musuh sudah tewas. Saitama sebagai pahlawan juga ingin merasakan pertarungan menjadi pahlawan yang sesungguhnya.

Di sisi lain, karena dia menganggap dirinya sebagai pahlawan dan ingin menyelamatkan semua orang, banyak yang tidak menyadari keberadaanya. Penampilannya juga tidak mendukung untuk bisa disebut sebagai pahlawan yang luar biasa. Dalam cerita, Saitama digambarkan dengan seorang yang biasa dan kepala plonthos juga memakai sayap layaknya superman. Banyak juga yang masih belum mengetahui kemampuannya itu. Dalam menolong orang pun dia tidak pernah pamer dan melakukan pertarungan di depan banyak orang. Jika ditelaah lagi, itu karena kekuatan supernya yang bisa menghancurkan lawannya dengan sekali pukul. Jadi tidak ada yang namanya pertarungan yang sengit. Hanya yang ada musuh langsung tewas begitu saja. Memang tidak menarik bukan?

Untuk itu dia masuk ke dalam departemen pahlawan (menurut cerita) agar bisa dikatakan sebagai pahlawan. Dalam cerita, Saitama masuk ke dalam golongan pahlawan tingkat C (atau tingkat yang paling rendah). Karena itu dia sangat sulit untuk bisa dikatakan sebgai pahlawan karena peringkatnya yang sangat rendah. Namun bisa dibilang kekuatannya itu lebih hebat daripada pahlawan kelas S (atau tingkat yang paling tinggi). Bahkan Genos (Tema Saitama yang menduduki posisi pahawan tingkat S) menjadikan saitama sebagai guru. Karena hanya Genos-lah yang tahu kemampuan dari Saitama. Sebenarnya Genos ingin memberitahu semua orang bahwa Saitama adalah pahlawan yang sebenarnya yang bisa megalahkan setiap musuhnya, bukannya pahlawan yang tingkatannya lebih tinggi dari Saitama. Namun lagi-lagi Saitama masih belum ingin pamer kepada semuanya. Bahkan sikapnya lebih kepada rendah hati dan menyebut dirinya bukan apa-apa kecuali hanya pahlawan kelas C (pada episode 9 dia sudah naik peringkat ke tingkat B). 

Jalan ceritanya pun menarik. Penonton akan dibawa ke suasana di mana Saitama menolong orang banyak tanpa ada yang mengakuinya sebgaia pahlawan (Kecuali Genos dan satu orang pahlawan yang setingkat dengannya). Proses bagaimana Saitama bisa diakui untuk jadi pahlawan juga menarik untuk terus diikuti. Mungkin akan ada beberapa pesan moral tentang kerendahan hati yang bisa kita ambil hikmahnya setelah menyaksikan anime ini.

Sifat yang bisa dicontoh adalah untuk menjadi pahlawan tidak perlu pamer kepada orang lain. Jangan pamer apalagi berharap untuk diakui. Biarkanlah semua orang yang menilai dan menyadarinya sendiri. Cukup dengan melakukan apa yang terbaik demi semua orang. Selain itu, seorang pahlawan juga tidak pernah melupakan temannya. Meskipun banyak dihina orang karena penampilannya yang mirip dengan tokoh jahat, Saitama tetap tak segan menolong banyak orang. Tujuannya hanya bisa menjadi pahlawan untuk semua orang tanpa itu diakui atau tidak. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline