Bali United resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (17/6/2019) dengan penawaran harga saham perdana senilai Rp175 per saham. Klub asal Bali itu menjadi klub bola di Asean pertama yang melantai di bursa.
Respons pasar pun luar biasa, hingga harga saham emiten berkode BOLA itu melejit sampai auto rejection atas.
Pada Senin (17/06/2019), Bali United melalui PT Bali Bintang Sejahtera Tbk. resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). BOLA menawarkan harga saham perdananya senilai Rp175 per saham, tetapi ternyata kelebihan permintaan hingga 110 kali.
Hari pertama melantai di bursa, saham emiten berkode BOLA itu langsung mengalami Auto Rejection Atas (ARA) akibat melejit 69,14% menjadi Rp296 per saham.
Pada hari pertama, banyak investor ritel yang memburu saham BOLA. Namun, lonjakan permintaan itu tidak sebanding dengan yang menjual.
Tidak ada pemegang saham ritel yang mau melepas BOLA pada hari pertama. Alhasil, kolom offer dalam perdagangan hari pertama kosong, hanya disesaki oleh kolom bid.
Lonjakan harga saham BOLA berlanjut pada hari kedua perdagangan setelah melejit 25%. Tren positif berlanjut di perdagangan hari ketiga dengan lonjakan sebesar 14,05%.
Hari keempat menjadi titik balik setelah tiga hari beruntun melonjak. Harga saham BOLA anjlok 10,9%, meskipun pada hari kelima kembali naik 2,65% menjadi Rp386 per saham.
Secara keseluruhan, sepanjang pekan lalu, harga saham BOLA sudah naik 54,66% dari harga penawaran perdana awal.
Melihat Bali United IPO, kira-kira siapa yang pemilik klub itu hingga mengantarkannya ke BEI untuk go publik? Nah situs Suryarianto.id melakukan penelusuran dari nama-nama pemilik Bali United. Ternyata ada 4 pemegang saham utama Bali United yang merupakan pebisnis ulung. Siapa saja mereka?