Lihat ke Halaman Asli

Unknown Place...

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini mungkin aku telah tersesat jauh ke sebuah tempat yang tidak ku ketahui dan mungkin tidak pernah kujumpai tempat seperti ini sebelumnya.
Tidak ada kompas sebagai penunjuk arah mana yang akan kutuju selanjutnya dan tidak ada peta sebagai penentu koordinat keberadaanku sekarang.
Aku mulai berpikir untuk melanjutkan kembali langkahku, kembali pada tujuan pertamaku yaitu menggapai puncak gunung yang sedang kudaki.
Berada disebuah tanah kering dan bebatuan yang sepi tak ada kebisingan, tak ada carut marut masalah keduniaan yang sering aku lihat di televisi dan kehidupanku sehari-hari.
Yang ada hanyalah sinar mentari pagi yang menghangatkan tubuhku, hamparan langit luas tak bertepi yang memedarkan mataku, usapan lembut angin yang setia mengusap setiap jengkal pori-pori kulitku, dan ketenangan yang mendamaikan jiwaku.
"Sunrise, Sky, Serenity", tiga buah hal yang selalu aku rindukan dari sebuah dataran tanah kering dan bebatuan yang berada disuatu ketinggian itu.
Tapi apa yang sedang kualami sekarang?,,aku sedang tersesat di sebuah tempat yang saat asing dan mungkin tidak pernah ada dalam angganku sebelumnya. Kulihat sekelilingku yang ada hanyalah semak-semak dan pohon-pohon tinggi berlumut menjulang tinggi.
Semua sudut nampak sama, tidak ada sedikitpun tanda dan jejak bekas telapak kaki dari pendaki sebelumnya yang ada hanyalah pohon berlumut yang menjulang tinggi, langitpun hanya nampak dari celah ranting-rantinganya yang rimbun oleh dedaunan pohon itu.
Matahari mulai kembali ke peraduannya, semburat warna merah langit senja mulai berganti dengan warna hitam langit malam.
Asaku untuk melangkahkan kembali kakiku mulai menyurut, harapan dan semangat akan berada di sebuat tanah kering dan bebatuan mulai mengikis dari hatiku. Dan akhirnya aku putuskan untuk menghentikan langkahku disini, karena mungkin jika tetap kulangkahkan kakiku akan membawaku pada tempat lain yang mungkin lebih mengancam keselamatanku.
Kusandarkan tubuhku pada sebuah pohon,duduk di pojok tempat itu. Rasa emosi, menyesal, dan membodohkan diriku sendiri bercampur dalam jiwaku saat ini. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan selanjutnya.
Bertahan!!!,,ya hanya bertahan melewati malam di sebuah tempat yang sangat asing bagiku sekarang. Tapi apa??tak ada makanan dan minuman untuk membuatku bertahan!!. Ku hela nafasku panjang, mencoba menenangkan diriku.
Di tengah keputus asaanku aku menjerit keras, mencoba meminta pertolongan, tapi hanya gaungan suaraku yang menyahut teriakanku.
Harapan akan sunrise, sky, serenity telah hilang dari benakku. Hanyalah penyesalan yang mengisinya saat ini.
Malam mulai meninggi, kabut malam pekat mulai menyelimuti tubuhku membuat tubuhku menggigil dan mulai melemas, dinginya udara seperti menusuk tulang dan persendianku, terpaan angin yang menggerakan ranting-ranting pohon menyiutkan nyaliku.
Aku takut!!!,,Mati,,mati,,matiii!!!rangkaian kata yang menghujami hatiku, lalu kupejamkan mataku, kuringkukan tubuhku. Sunyi dan hening, hanya itu yang kurasakan sekarang.

Keadaan mulai berubah saat semilir angin lembut mengusap keningku, aku merasakan hal lain datang saat ini. Sebuah usapan yang sering menerpaku saatku berada di sebuah tanah kering dan bebatuan. Lalu kutengadahkan kepalaku merasakannya.
Kuhirup udara malam ini dalam-dalam. Sebuah kesejukan meredam emosi dan amarahku. Kucoba membuka mataku yang kupejamkan. Kabut tebal sudah tak kujumpai. Sinar bulan dan kemerlap bintang terlihat di hamparan langit malam dari sela-sela ranting yang ada diatasku.
Kesunyian dan keheningan malam tempat ini mulai menghanyutkanku pada sebuah perasaan yang tak pernah kurasakan. Ada ketenangan lain di tempat ini!!!.
Lolongan suara binatang malam seakan menemaniku saat ini, mereka saling bersahutan seperti mendendangkan sebuah lagu yang indah untuk menghibur hatiku.
Keadaan seperti ini membuat rasa penyesalanku mulai hilang, aku tak lagi menyesal atas keputusanku melangkan sejauh ini yang membawaku pada tempatku tersesat sekarang ini.
Aku mulai senang dan menikmati berada di tempat ini, walaupun dengan tubuhku yang melemas saat ini dan nafas yang mulai tersengal-sengal. Sebuah tempat asing yang tidak pernah kujumpai mulai membuaiku dengan ketenangannya.
Sesekali ranting-ranting bergerak sepertinya ia membiarkanku untuk melihat hamparan langit malam yang tertutup olehnya. Membiarkanku melihat hamparan langit yang selalu kulihat di sebuah tanah kering dan bebatuan. Terpaan angin kembali mengusapku. Hangatnya mentari yang biasanya menghangatkanku berganti dengan sejuknya dingi udara malam yang menyejukan tubuhku.
Dalam sebuah ujung semangatku, aku bersyukur dan bahagia bisa berada dan menjumpai tempat seperti ini, walaupun bukan tempat yang kuinginkan sebelumnya, tapi tempat ini telah membawa dalam ketenangan lain yang baru kurasakan.
Tubuhku semakin terkurai lemas saat ini tangan dan kakiku tak bisa kugerakan, "dan jika akhirnya ku harus menutup langkah kakiku disini aku tak akan menyesal".
Aku rela tubuhku berbaur menyatu dengan tempat ini. Ketenangan tempat ini seperti menimangku untuk terpejam dalam waktu yang lama. Sesaat sebelum mataku terpejam mulutku bergumam lirih...

Jikalau aku dan kau adalah dua buah planet yang saling beriringan dalam sebuah orbit
biarlah cinta yang menjadi medan magnet dalam sebuah ruang hampa menjadi sela antara kita
ia menari-narik dari aku ke kau dan kau ke aku
ia menolak-nolak dari aku ke kau dan kau ke aku
dan jika medan magnet itu begitu besarnya, biarlah ia menarik aku ke kau dan kau ke aku, meleburkan kita
meleburkan aku ke kau dan kau ke aku
kita kan berada dalam sebuah entitas ruang yang satu
aku kan melebur bersamamu dalam sebuah ketenangan di tempat yang tak terjamah.
sebuah tempat yang indah...

(dirimu adalah tempat yang asing itu)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline