Lihat ke Halaman Asli

Sultoni

Pengamat Politik dan Kebijakan Publik AMATIRAN yang Suka Bola dan Traveling

Merokok adalah Gengsi dan Pelampiasan

Diperbarui: 6 November 2022   07:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : Pikiran-rakyat.com

Saat ini saya adalah seorang perokok aktif. Rata-rata saya bisa menghabiskan sampai dengan satu bungkus rokok dalam satu hari satu malam.

Sampai dengan saat ini, saya sudah pernah sempat dua kali berhenti merokok, tapi selang beberapa tahun kemudian setelah saya berhenti merokok, kebiasaan merokok saya pun kambuh lagi. 

Mirip sama penyakit kambuhan ya, hee

Walaupun saya seorang perokok aktif, sebenarnya saya tidak pernah merasa terlalu kecanduan dengan rokok. 

Jadi, jika dalam sekali waktu saya harus kehilangan atau lupa tidak membawa rokok, hal tersebut tidak menjadi masalah yang serius buat saya. Biasa saja.

Contoh lainnya adalah saat saya menjalankan ibadah puasa dibulan ramadhan. Saat berpuasa, saya tidak pernah sekalipun merasa pengen untuk membatalkan puasa hanya gara-gara rokok.

Dengan kata lain, mungkin saya memang perokok aktif, tapi belum bisa disebut sebagai perokok sejati yang punya semboyan "mendingan gak makan dari pada gak merokok ", he he

Motivasi saya menjadi perokok sebenarnya hanya untuk dua hal :

Pertama, merokok adalah sebuah gengsi.

Saya merasa benar-benar menjadi laki-laki saat saya merokok. Entah mengapa, saya juga tidak tau. Padahal nyatanya, banyak juga yang jadi perokok itu adalah cewek alias perempuan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline