Lihat ke Halaman Asli

Sultoni

Pengamat Politik dan Kebijakan Publik AMATIRAN yang Suka Bola dan Traveling

Mengenal Tradisi "Rewang" di Kampungku (Part 3 - Selesai)

Diperbarui: 20 Oktober 2022   10:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: dok. Pribadi 

"Selain budaya gotong royong, ternyata terkandung banyak nilai-nilai positif lain yang bisa kita petik dari tradisi rewang yang ada dikampungku."

7. Hari keempat.

Hari keempat rewang adalah hari terakhir dari prosesi tradisi rewang yang ada dikampungku.

Biasanya dihari keempat ini seluruh peserta rewang laki-laki akan bersama-sama bergotongroyong membongkar dan mengembalikan seluruh alat-alat yang digunakan dalam acara resepsi atau hajatan. Baik itu alat yang disewa maupun alat yang dipinjam dari para tetangga.

Untuk perewang perempuan pada hari keempat ini mereka bertugas memberikan seluruh peralatan dapur atau perabot yang dipakai selama acara resepsi atau hajatan. 

Setelah itu mereka akan bersama-sama memasak bubur sumsum yang nantinya akan dibagikan kepada seluruh peserta rewang.

Makanan yang menggunakan tepung beras sebagai bahan utamanya ini seolah sudah menjadi makanan wajib yang harus dibuat setelah tradisi rewang selesai dilaksanakan.

Mitos yang beredar dimasyarakat kami, rasa capek dan lelah setelah mengikuti tradisi rewang tidak akan hilang kalau belum menyantap bubur sumsum ini.

Khusus untuk kedua mempelai pengantin, dihari keempat rewang ini biasanya akan diberikan tugas khusus untuk membersihkan halaman dan pekarangan rumah dari sisa-sisa sampah yang menumpuk pasca acara resepsi atau hajatan.

Rewang dihari keempat atau hari terakhir ini biasanya sudah selesai seluruhnya sebelum waktu shalat zuhur atau sekitar jam 12 siang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline