Lihat ke Halaman Asli

Sultoni

Pengamat Politik dan Kebijakan Publik AMATIRAN yang Suka Bola dan Traveling

Mengenal Tradisi "Rewang" di Kampungku (Part 1)

Diperbarui: 20 Oktober 2022   13:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Ilustrasi: KOMPAS.com/REZA AGUSTIAN )

"Tradisi rewang adalah salah satu bentuk budaya gotong royong warga yang masih eksis dan lestari dikampungku."

Salah satu bentuk budaya gotong royong yang masih terjaga kelestariannya hingga saat ini dikampungku adalah tradisi "Rewang".

Kata "Rewang" sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti membantu. 

Sedangkan makna "Rewang" dalam konteks budaya dikampungku yakni sebuah tradisi gotong rotong untuk membantu saudara atau tetangga yang sedang melaksanakan kegiatan hajatan atau resepsi. Baik resepsi pernikahan, khitanan maupun kelahiran.

Meskipun mayoritas masyarakat di kampungku adalah Pujakesuma alias putra Jawa kelahiran Sumatera, namun tradisi "Rewang" ini masih tetap lestari hingga saat ini.

Dalam tradisi "Rewang" ini biasanya dalam waktu dua sampai satu minggu sebelum hari H, sang empunya hajat akan datang dari rumah kerumah saudara dan tetangga untuk meminta bantuan tenaga atau "ngrewangi" dalam pelaksanaan prosesi resepsi atau hajatan tersebut.

Banyaknya saudara dan tetangga yang diajak "Rewang" oleh sohibul hajat ini biasanya bervariasi, antara 30 sampai 80 Kepala Keluarga. Tergantung sang tuan rumah.

Tradisi "Rewang" yang ada dikampungku ini biasanya berlangsung selama 4 hari 5 malam, dengan rincian kegiatan sebagai berikut:

Foto: dok. pribadi 

1. Malam Pertama Rewang

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline