Lihat ke Halaman Asli

Terobosan Basri Gelar LIDI tahun depan...

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Badan Sepak Bola Rakyat Indonesia (BASRI) telah mengagendakan bergulirnya pertandingan sepak bola Liga Desa Indonesia (LIDI) musim pertama pada awal tahun 2014 mendatang. Program BASRI ini digelar dengan tujuan untuk  mengembangkan olahraga di desa sebagai salah satu bentuk keprihatinan para mentan pemain Timnas Indonesia yang melihat tidak adanya prestasi sepakbola selama ini. Sebenarnya banyak  potensi pemain muda yang ada di desa atau kecamatan yang selama ini masih belum terpantau dengan baik. Oleh karena itu BASRI dibentuk dengan tujuan menggali potensi pemain muda yang ada di pelosok negeri Indonesia. Rencananya LIDI juga akan diikuti dengan membangun sarana dan prasarana lapangan di masing-masing desa. Selain menggulirkan program LIDI, BASRI juga akan menggelar pendidikan pelatihan bagi calon pelatih yang ada di desa dan kelurahan. Pun dengan pendidikan perwasitan.

LIDI adalah ajang yang digelar secara bertingkat yakni mulai dari Kecamatan lanjut ke Kabupaten/Kota kemudian tingkat Provinsi sampai nasional. Nantinya juara dari masing-masing kecamatan misalnya, akan bertanding di tingkat kabupaten, juara kabupaten ke tingkat provinsi dan seterusnya hingga ditemukan juara nasional. LIDI musim kompetisi 2014, bertempat di 1800 Kecamatan. rata-rata diikuti sebanyak 12 klub per Desa, dengan jumlah peserta diperkirakan bisa mencapai 21.600 klub, dengan jumlah pemain 648000 orang. Kemudian, memainkan sebanyak 243.817 jumlah pertandingan, dimulai pada Januari hingga Agustus 2014. Bahkan, LIDI yang musim ini mengangkat tema dari Kampung Menuju ke Senayan, diharapkan dapat memunculkan banyak bibit-bibit pemain dari usia 17 hingga maksimal 30 tahun.

Untuk memantapkan program LIDI ini BASRI akan menggelar RAKORNAS  di Jakarta pada 15-16 November 2013. Khusus untuk Rakornas kali ini fokus pembahasannya adalah penyelenggaraan LIDI, turnamen antarkampung berskala nasional. Pesertanya mencapai 21 ribu klub dengan sistem kompetisi berjenjang, mulai tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi hingga nasional. “Ini seperti laga tarkam (antarkampung) yang digelar dengan lebih menarik,” kata Edy Sofyan, Ketua Umum BASRI. LIDI tidak menggunakan sistem kompetisi penuh dimana setiap tim bertemu satu sama lain di kandang dan tandang. Format turnamen dianggap lebih menarik dan menjadi pilihan. LIDI rencananya akan menggunakan batasan umur antara 17 hingga 30 tahun. BASRI akan mencari 1000 pemain yang nantinya disaring menjadi 100 orang. Pemain-pemain ini akan direkomendasikan kepada PSSI.  Selain itu BASRI juga akan mencari pemain-pemain terbaik untuk dikumpulkan dalam satu tim dan dikirim berlatih ke luar negeri. Dalam rakornas ini, BASRI mengundang perwakilan dari daerah-daerah di Indonesia. Para perwakilan tersebut akan menyampaikan visi dan misi serta kendala yang ada agar LIDI bisa berjalan dengan lancar.

Menurut penulis langkah BASRI untuk menggelar LIDI ini merupakan sebuah terobosan yang sangat bermanfaat apabila kelak terealisasi dengan baik. Mungkin akan banyak kendala dan masalah namun apabila berhasil dijalankan pastinya sungguh akan memberi manfaat yang luar biasa bagi sepak bola nasional. Mungkin setelah LIDI berhasil digulirkan bisa ditambah LIPI (Liga Pelajar Indonesia ) turnamen antar sekolah seperti dijepang sono. Sistemnya sama dengan LIDI namun di ikuti oleh sekolah sekolah di Indonesia. Dimulai dari SD, SMP sampai SMA. Pastinya jika ini semua berhasil digelar pelatih timnas kita tidak akan kesulitan lagi mencari bibit pemain timnas yang potensial.

Harusnya urusan yang beginian menjadi kerjaan PSSI sebagai otoritas yang bertanggung jawab penuh dengan sepak bola nasional. Dengan kerja sama dengan pemerintah harusnya terobosan seperti LIDI atau LIPI dapat disupport dan direalisasikan dengan baik demi sepak bola nasional yang lebih baik. Sayang para pengurus di PSSI sering kali terlambat dalam bergerak dan tidak pintar berinovasi. Mereka lebih suka fokus mengurusi liga profesional yang banyak perputaran duitnya walaupun selama ini sudah terbukti tidak memberi prestasi apapun. Contoh simpel aja timnas U19 yang kemaren juara pun hasil blusukan pelatih dalam mencari pemain dipelosok daerah yang ada bukan dari sebuah kompetisi profesional yang digelar oleh PSSI. Setelah timnas u19 juara mereka baru nyadar dan berlagak seolah berperan besar dalam timnas U19. Belum lagi jika bicara timnas u23 dan senior yang pemainnya mayoritas diambila dari liga profesional yang diurus PSSI selama ini, boro boro juara menang aja jarang. Hedew miris...

Akhir kata semoga dengan dukungan para pihak yang terkait terobosan seperti LIDI ini akan benar dapat terlaksana dengan baik demi kemajuan sepak bola Indonesia itu sendiri.

sumber :

http://www.bola.net/indonesia/basri-tegaskan-komitmen-jalankan-kompetisi-lidi-2014-17ee24.html

http://bola.inilah.com/read/detail/2047058/lidi-ajang-unjuk-gigi-bibit-bibit-dari-kampung

http://kemenpora.go.id/index/preview/search/3918

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline