Lihat ke Halaman Asli

Asam Traneksamat: Antiperdaharan yang "Berdarah"

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1424181103742075319

[caption id="attachment_397661" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi (Shutterstock/Kompas.com)"][/caption]

Beberapa waktu yang lalu, sebuah artikel yang dirilis tahun 2012 menurunkan sebuah case report terkait dengan kematian seorang pasien yang sebelumnya mendapatkan injeksi yang salah. Kematian pasien tersebut, seperti yang diutarakan dalam artikel, terjadi karena adanya kesalahan dalam pemberian injeksi, yang seharusnya bupivakain, tetapi karena adanya kesalahan, justru pasien itu diberikan injeksi asam traneksamat.

Membaca artikel ini, saya kaget. Ternyata kasus yang sedang terjadi di Indonesia yang menimpa PT. Kalbe Farma sudah pernah terjadi di tempat lain. Pada kasus di atas, kesalahan dipicu oleh kemiripan kemasan antara bupivakain dan asam traneksamat, sehingga petugas kesehatan salah mengambil obat yang semestinya. Untuk kasus di Indonesia sekarang, penyebabnya bukan kemiripan kemasan, tetapi kesalahan pelabelan. Yang seharusnya dilabeli asam traneksamat, justru dilabeli bupivakain.

Walaupun penyebab kelalaiannya tidak persis sama, tetapi kesalahan ini merujuk pada kasus yang sama yakni pemberian asam traneksamat yang tidak disadari. Beranggapan bahwa yang diberikan adalah bupivakain, ternyata asam traneksamat-lah yang diinjeksikan.

Bupivakain

Obat ini adalah golongan obat anestesi lokal. Biasanya diberikan jika ingin melakukan operasi kecil, misalnya saat proses kelahiran atau saat operasi gigi. Dengan pemberian obat ini, rasa sakit akan dihambat penyebarannya sehingga pasien tidak merasakan nyeri akibat operasi yang sedang dialaminya. Bupivakain diberikan dengan cara injeksi langsung, baik melalui sumsum tulang belakang maupun otak.

Asam traneksamat

Asam traneksamat diindikasikan untuk menghentikan loss of fluids akibat perdaharan yang terjadi, misalnya pada kasus-kasus kecelakaan dan operasi bedah. Obat ini dapat diberikan baik secara injeksi IV maupun secara oral. Beberapa efek samping umum yang dilaporkan setelah pemberian obat ini dengan cara dan dosis yang benar berupa gangguan pada saluran pencernaan, seperti mual, muntah dan diare.

Efek samping fatal asam traneksamat

Pada kasus dalam artikel di atas, pasien tersebut mengalami kematian 5 jam setelah pemberian asam traneksamat yang dikira bupivakain. Gejala awal yang muncul adalah munculnya kejang yang kemudian diikuti kolaps kardiovaskular yang mengarah kepada hipotensi parah.

Menurut beberapa situs berita nasional, dua orang korban meninggal akibat kesalahan pemberian "bupivakain" juga diawali dengan kejang. Setelah kejangnya berkurang, pasien kemudian mengalami gangguan pada sistem jantungnya yang memunculkan banyak efek fatal sampai akhirnya berujung pada kematian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline