Lihat ke Halaman Asli

Zulfikar Akbar

TERVERIFIKASI

Praktisi Media

Benarkah Aldi Pentolan Gojek Mundur?

Diperbarui: 20 November 2020   00:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aldi dikabarkan mundur dari Gojek? - Foto: YT Mata Najwa

Kaget. Seorang teman mengirim pesan WhatsApp. Isinya, Aldi Haryopratomo mundur dari Gojek!

Mengagetkan karena kabar ini terbilang mendadak. Sebab jika melihat rekam jejak, ia pernah disebut sebagai salah satu sosok sangat menentukan di balik kesuksesan Gojek (PikiranRakyat.com, 20 Feb 2020).

Mendapat kabar ini, saya pribadi cuma bisa membatin, sangat disayangkan jika penyandang predikat cumlaude dari Teknik Elektro Purdue University dan juga Universitas Harvard mengambil keputusan untuk meninggalkan posisi CEO Gopay.

Namun dalam isi WhatsApp itu, ia nyaris tidak menyebutkan ada masalah tertentu. Di sana ia justru mengawali dengan terima kasih kepada perusahaan yang bertahun-tahun ditekuninya. 

"Saya ingin menyampaikan terima kasih  kepada teman-teman semua, termasuk untuk teman-teman yang belum sempat bertemu langsung dengan saya.  Waktu perjalanan saya di Gojek ini benar-benar berkesan bagi saya dan tidak mungkin terjadi tanpa bantuan teman-teman."

Ini menjadi pembuka sebuah "surat perpisahan" yang, di mata saya, sangat menyentuh. Namun juga tertangkap semacam ada sesuatu perasaan berat hati, untuk meninggalkan sebuah peran yang pernah menjadi bagian hidupnya.
 
Setidaknya itu teraba saat di pesan WA itu ia bercerita tentang berbagai kelebihan Gojek.

"Yang membuat Gojek istimewa untuk saya adalah karena Gojek bukan hanya sekedar perusahaan ride-hailing yang kemudian memutuskan untuk beralih ke layanan pesan antar makanan, kemudian ke layanan pembayaran dan layanan keuangan."

Ia juga bercerita bahwa sejak Gojek masih berbagi ruang kantor dengan Mapan di sebuah rumah mungil di jalan Ciasem, Gojek selalu berupaya menghilangkan berbagai hambatan agar orang bisa terus saling membantu satu sama lain.  

Ini memunculkan pertanyaan, apakah ketika sekarang Gojek membesar lantas kultur ini surut? Tidak tegas terjawab di sana, tetapi lagi-lagi, bisa jadi itu menjadi pesan darinya agar kelak Gojek tetap menjaga prinsip baik tersebut; saling membantu.


Lebih jauh ia juga bercerita, dulu belum ada aplikasi Gojek, sehingga mau tidak mau pengguna harus menelpon call center. Layanan yang akhirnya diminta oleh konsumen pun bermacam-macam.

Pelanggan meminta bantuan mitra driver tidak hanya untuk ngojek, tetapi juga  untuk membantu mereka di berbagai urusan sehari-hari lainnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline