Lihat ke Halaman Asli

Zulfikar Akbar

TERVERIFIKASI

Praktisi Media

Pesan dari Kertajati: "Urang Sunda" Terbang Lebih Tinggi

Diperbarui: 17 Maret 2019   15:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambaran Bandara Kertajati di Jawa Barat - Foto: Tribunnews.com

Saat itu, 24 Mei 2018, Presiden Joko Widodo mendarat di Bandara Kertajati. Sekaligus menandai pertama kali Pesawat Kepresidenan mendarat di bandara terbesar kedua setelah Bandara Soekarno-Hatta tersebut. Menjadi sejarah, cerita tentang bandara megah bukan sekadar cerita yang bisa dinikmati orang-orang yang dekat dengan Jakarta dan sekitarnya saja.

Bagi Jawa Barat, keberadaan bandara yang memadai sebenarnya bukan sekadar urusan kemegahan saja. Namun ini juga berkaitan dengan populasi di provinsi yang memang terkenal berpenduduk terbanyak dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia.

Bergantung hanya pada Bandara Husen Sastranegara yang ada di jantung Kota Bandung, takkan cukup membantu. Selain karena lokasi bandara yang memang berada di area yang terkenal padat, sesak, juga memicu kemacetan terutama ketika mobilitas ke bandara sedang meninggi.

Maka itu, sejak 2014, pembangunan bandara yang juga acap disebut sebagai Bandara Majalengka ini pun dimulai. Diawali dengan  pembangunan runway atau landasan pacu sepanjang 2.500 meter x 60 meter, dan paralel taxiway sepanjang 2.750 meter x 25 meter.

Pembangunan runway itu sendiri, dari beberapa catatan disebutkan sudah selesai dibangun pada akhir 2017. Sedangkan pada Oktober 2018, Gubernur Ridwan Kamil sempat melempar gagasan menambah runway hingga 3 ribu meter. Ditargetkan dapat tercapai pada akhir tahun lalu, namun setelah menemukan berbagai tantangan, dipastikan finalisasi baru tercapai pada April 2019. 

Gagasan itu sendiri memang tidak lepas dari kebutuhan agar Bandara Kertajati pun bisa melayani operasional pesawat sipil terbesar di dunia seperti Airbus A380, Boeing B 747, maupun B 777. Dari sini cukup terlihat ada kesamaan ide antara Presiden Jokowi dengan Gubernur Ridwan Kamil, supaya bandara tersebut menjadi jembatan supaya Jawa Barat dengan segala potensinya semakin terhubung dengan dunia luar.

Ini pun selaras juga dengan target juga bahwa bandara ini akan mampu menampung hingga 30 juta penumpang pada tahun ini.

Tidak itu saja, namun juga ada gagasan menciptakan aerotropolis di kompleks bandara. Artinya, di sana juga akan dibangun semacam kota dengan tata letak, infrastruktur, dan ekonomi berpusat pada bandar udara (bandara). 

Terkait ide aerotropolis tersebut, sebenarnya memang memiliki kemiripan dengan konsep kota metropolitan. Pasalnya bandara sebagai pusat aerotropolis juga memiliki kawasan pinggir kota (suburban) yang terhubung oleh infrastruktur dan transportasi massal. 

Maka itu, dari berbagai catatan seputar perencanaan disebutkan bahwa kawasan industri penerbangan seperti industri pembuatan pesawat, industri perawatan dan perbaikan pesawat (maintenance repair and overhaul/MRO), dan beberapa industri lain yang terkait, pun bakal dibangun di sana.

Saat peresmian pada Juni 2018 lalu, Presiden Jokowi sendiri menjajal langsung bandara tersebut bersama Pesawat Kepresiden. Sekaligus menjadi sejarah, tidak hanya bagi Jokowi yang kembali berkontestasi di Pilpres 2019, tetapi juga bagi Jawa Barat sendiri. Bahwa kelayakan bandara tersebut untuk menjadi pintu bagi sejarah-sejarah baru pun semakin terbuka lebar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline