Lihat ke Halaman Asli

Zulfikar Akbar

TERVERIFIKASI

Praktisi Media

Kenapa Perlu Mengenal Tan Malaka?

Diperbarui: 2 Juni 2020   14:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tan Malaka tokoh bangsa yang tak ingin berhenti hanya pada satu ideologi - FOTO: HISTORIA.ID

Tan Malaka itu bukan sekadar tokoh kemerdekaan.

Pemilik nama lengkap Ibrahim Gelar Datuk Sutan Malaka itu adalah wakil semangat anak muda untuk melakukan pekerjaan besar tanpa mementingkan itu menguntungkan dirinya atau tidak. Terbukti, kala mati pun dia berstatus sebagai pria yang belum pernah mencicipi indahnya pernikahan.

Saya pribadi kali pertama mengenal namanya saat masih Tsanawiyah (selevel SMP). Hanya dari mulut ke mulut. Sebab saat Soeharto masih menjadi nama paling terkenal di negeri ini, buku-buku tentang Tan Malaka dianggap sebagai masalah. Kalaupun ada, maka orang memilih menyimpan secara diam-diam, itu juga lebih banyak dari "kopian" saja.

Mereka yang sudah membacanya pun acap kali hanya bercerita kepada kalangan yang paling dia percaya saja. Sebab jika bocor bahwa ia pernah membaca bukunya, bisa menjadi masalah serius dan ini sudah rahasia umum.

Maka itu, saya sangat menikmati saat SMP mendengar nama dengan Tan Malaka. Terlebih dia menjadi nama yang tak biasa di benak saya, sebab saat SD pun di buku-buku seperti Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) nyaris tak ada tertulis secuil pun tentang sosoknya.

Sampai kemudian kuliah hingga bekerja, keleluasaan menikmati butir-butir pemikirannya terasa lebih leluasa. Walaupun awalnya, untuk mendapatkan bukunya seperti Materialisme, Dialektika, dan Logika (Madilog) harus berburu ke Yogyakarta. Terlebih di sanalah berbagai buku lebih mudah didapatkan. Selain itu, berbagai artikel di internet pun lebih mudah saya dapati.

Tentang sejarah hidupnya, sekarang Anda bisa menemukan lebih mudah, meski tak pernah membeli bukunya. Sedangkan jika merasa ingin memiliki bukunya, berbagai toko buku pun sudah tidak perlu diam-diam untuk menjualnya.

Buku "Dari Penjara ke Penjara" termasuk buku yang juga saya punya, yang saya beli tanpa perlu mencemaskan seperti saya alami di masa-masa ketika Pak Harto masih menjadi tokoh paling terkenal di negeri ini.

Saya di sini takkan bercerita tentang kehidupan dan sejarahnya. Sebab berbagai buku dan artikel tentangnya memang akan sangat mudah Anda temukan di mana-mana. Media daring seperti Tirto dan Antaranews,bahkan telah menurunkan sangat banyak artikel tentangnya. Saya sendiri, meski telah memiliki beberapa bukunya, tetap merasa penting membaca ulasan media seputar dirinya.

Kenapa perlu mendalaminya? Selain ia terbilang paling sering diposisikan sebagai "penjahat" dalam sejarah yang masih sangat berbau Orde Baru, hingga banyak orang turut mendudukkannya sebagai penjahat. Tak sedikit juga yang mengafirkannya lantaran ideologi yang dianutnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline