Lihat ke Halaman Asli

Zulfikar Akbar

TERVERIFIKASI

Praktisi Media

Oxygen.id, Napas Baru Internet Indonesia

Diperbarui: 20 Juni 2017   03:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat Kompasianer mendapatkan penjelasan dari awak Oxygen.id - Foto: Zulfikar Akbar


Pukul 1.45, memasuki hari Jumat 16 Juni, sebuah email masuk. Kabar menarik datang via email tersebut. Kompasiana mengabarkan ada acara di Amigos Bellagio Cafe.

Di badan email bertulis judul cukup menggoda; Yuk, Ngabuburit dan Bukber Bareng Oxygen.id! (Serius, pake tanda seru).

Sekadar ngabuburit atau bukber, meski menggoda belum cukup merangsang minat untuk merencanakan ke acara itu. Apalagi langsung kebayang cuaca panas dan kondisi puasa. Soal makanan dan minuman? Saya termasuk kategori pria yang kenyang berbuka hanya dengan segelas teh--tapi juga punya kemampuan menghabiskan apa saja jika ada yang menggoda selera.

Tapi godaan itu tak berhenti karena bayangan cuaca panas, macet, atau perut yang terlalu cepat kembung hanya satu-dua potong kue. Tak berhenti juga karena satu persatu alasan bermunculan seperti bayangan para mantan.

Pasalnya di banner di email itu bertuliskan tema acara yang lebih menggoda, "Membuka Potensi Maksimal Bisnis Hingga Hiburan Multimedia di Rumah".

Ingin saya puji, tim kreatif yang membikin banner kecil itu cukup lihai menggoda, meski saya tak tahu seberapa menggodakah lirikan matanya.

Ah, lirikan mata? Tidaklah, karena saya tipe pria lekas insaf, karena langsung teringat; "Jangan-jangan yang bikin banner itu bukan gadis, tapi perjaka, sama-sama pria. Buat apa melamunkan lirikan mata sama-sama pria coba?"

Toh lirikan mataku selama ini kurasa sudah sangat sukses bikin istri tergoda hingga menghasilkan satu anak. (Tapi, wait, jangan bilang anak adalah hasil dari lirik-melirik. Jika ada yang berkhutbah begitu, mestilah itu ajaran sesat).

Sebentar, saya agak bingung melanjutkan cerita ini. Pertama karena haus tingkat dewa, kedua belum boleh minum karena belum azan magrib--memaksa azan sendiri karena alasan pernah juara azan di masa-masa belum sunat, berisiko memunculkan pikiran tidak penting tentang ke manakah sisa sunatan dulu dibuang?

Ya, memang iya, semua itu gara-gara iklan Oxygen sehingga saya dipaksa sunat saat belum bisa merelakan sesuatu terpisah dari tempatnya. Ups maaf, sudah bercandanya. Tak enak. Apalagi keterusan bicara sunat dan semua hal terkait sunat bisa memunculkan imajinasi-imajinasi saru. Itu tidak bagus.

Ingat, ini bulan puasa, Mbak--optimis bahwa yang baca tulisanku berasal dari kalangan hawa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline