Lihat ke Halaman Asli

Zulfikar Akbar

TERVERIFIKASI

Praktisi Media

Jangan Baca Berita Pagi Ini

Diperbarui: 27 April 2017   11:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membaca yang baik membantu memberikan inspirasi dan emosi yang lebih baik - Gbr: KraftofWriting

Membaca berita di pagi hari sering kali menjadi pilihan sebagian orang, terutama di perkotaan. Sebagian untuk mengikuti perkembangan kabar apa saja yang berkaitan dengan pekerjaan, selebihnya tak sedikit juga hanya sekadar agar tak terlihat ketinggalan berita.

Saya pribadi, dua berita paling sering saya akses adalah politik dan sepak bola. Saya kira, sebagian besar pria akan memilih dua berita itu, meskipun saya tak pernah melakukan penelitian khusus untuk ini. Setidaknya, sebagian besar teman-teman terdekat, mengakui dua hal itulah paling getol mereka kunyah persis bersamaan dengan mengunyah sarapan di pagi hari.

Tapi, bagaimana jika kita mencoba untuk sesekali meninggalkan kebiasaan membaca berita yang berisi hawa panas, entah tentang rivalitas antarpenggemar sepak bola atau persaingan kubu-kubu politik?

Sekilas mudah, tapi di sisi lain juga berat.

Mudah, karena memang untuk itu hanya diperlukan untuk tidak menyentuh koran atau membuka situs berita. Berat, karena rasa penasaran kerap kali bercokol di benak, dan terasa ada kehausan besar setiap kali luput mengikuti perkembangan berita tertentu. Meski begitu, mempertimbangkan untuk sesekali keluar dari kebiasaan pagi yang "mewajibkan" untuk mengetahui segala berita, tak kalah penting.

Saya sendiri terbetik mempertimbangkan ini memang tak lepas setelah membaca-baca beberapa artikel, tak terkecuali di salah satu situs favorit saya sendiri, Lifehack, yang saya simak memang gencar menayangkan artikel-artikel penuh saran positif.

Salah satu yang menarik adalah artikel bertajuk How to Think Positive Every DayDi sinilah saya temukan satu saran yang memang layak dipertimbangkan, terlepas kemudian diikuti atau tidak. Menurut artikel itu, salah satu yang disarankan adalah alih-alih mengikuti obsesi untuk membaca berita, ada hal lebih penting yakni membaca bacaan lain yang diyakini dapat menguatkan atau memberikan gairah lebih positif.

Pelatih sepak bola yang terkenal kurang menyukai membaca berita - Gbr: As.com

Saran itu juga mengingatkan saya kepada beberapa tokoh dunia, tak terkecuali di dunia sepak bola. Tak sedikit yang memang enggan membaca berita, karena tak ingin terpengaruh negatif dengan berbagai pemberitaan; yang tak mengenakkan atau juga yang merusak ketenangan pikiran.

Jose Mourinho, sepanjang saya mengikuti sosok pelatih yang pernah menangani beberapa klub besar Eropa dari FC Internazionale, Real Madrid, Chelsea, hingga Manchester United itu, termasuk salah satu yang paling malas membaca berita.

Menurutnya, membaca berita tak terlalu penting, lantaran baginya fokus kepada apa yang menjadi konsentrasinya--yang sesuai dengan pekerjaannya--jauh lebih penting dari sekadar mengikuti berbagai perkembangan di luar hal yang tak berhubungan dengan dirinya.

Jika ingin mengkritisi, ya memang sikap yang diambil pelatih sepak bola dari Portugal itu memang masih sangat layak untuk dikritisi. Tapi jika kemudian mempertimbangkan untuk sesekali mengambil sikapnya pun juga bukan tak mungkin berdampak positif. Atau jika ingin mengambil jalan tengah, silakan tetap mengikuti berita saban hari, namun pastikan hanya yang berhubungan dengan pekerjaan. Tidak sekadar mengikuti perasaan ingin tahu apa yang sedang terjadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline