Ada kabar baik dan kabar buruk, bahwa calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjanjikan kucuran dana untuk semua Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) yang ada di ibu kota ini.
Menjadi kabar baik, hanya bagi kalangan masyarakat yang menjadikan ormas sebagai "lahan pekerjaan". Bagi anggota, yang mungkin kurang mendapatkan pemasukan dari pekerjaan lain, tak perlu lagi terlalu dipusingkan dari mana mendapatkan uang.
Sedangkan bagi petinggi ormas, ini membantu meringankan beban mereka sendiri untuk memikirkan apa yang dapat diberikan kepada pengikut mereka.
Di sisi lain, makin tinggi godaan masyarakat untuk bergabung dengan ormas tertentu, makin besar peluang petinggi ormas menjadikan organisasinya sebagai jembatan untuk berbagai kepentingan; mendulang suara untuk politik, atau bahkan mengangkat mereka sendiri ke pentas politik, dan diperhitungkan karena pengaruh mereka di sana.
Menjadi kabar buruk, lantaran jika Anies terpilih pun maka takkan ada uang pribadinya yang akan digelontorkan untuk ormas tersebut. Ia tinggal merogoh kocek milik APBD DKI, dan ia sendiri mendapatkan sanjungan sebagai pemimpin yang penuh perhatian, tahu balas budi, dan di sisi lain bargaining-nya di kalangan ormas pun nyaris dipastikan akan lebih kuat.
Apakah itu mengada-ada? Jika ingin jujur, dalam perjalanannya bertarung meraih kursi DKI-1 pun terbukti Anies lebih menggantungkan nasibnya pada uang dari Sandiaga Uno yang notabene sebagai calon wakilnya. Apakah ia merasa malu dengan itu?
Tidak, karena memang terbukti di banyak kesempatan tampil di talk-show ia bahkan membenarkan sikap berpijak pada modal tandemnya itu sebagai hal positif.
Jadi, bukan tak mungkin, kelak Anies pun takkan merasa malu-malu untuk menjadikan anggaran dari APBD untuk "modal" politiknya, mendapatkan simpati dari publik yang sejak Pilkada rajin dimanfaatkan untuk mengintimidasi lawan hingga merangkul calon pemilih sebanyak-banyaknya.
Kelebihan Anies di sini, ia selalu mampu memoles janjinya dengan bahasa sesantun dan sehalus mungkin. "Komitmen kami, ingin memastikan semua ormas di Jakarta dapat dukungan dari Pemda dan memiliki ketersediaan dana," katanya, seperti dilansir Indopos.
Belakangan ia terlihat berusaha menghindar dari kejaran persoalan apakah janjinya itu kelak dapat dipertanggungjawabkan. Sebab ia hanya menyinggung pihaknya akan menetapkan kriteria ormas mana yang dinilai layak mendapatkan bantuan.
"Tentu ada kriteria. Tapi tidak bisa saya sebut sekarang. Nanti kalau sudah dilantik," katanya, seperti dilaporkan Kompas.com.