Lihat ke Halaman Asli

Zulfikar Akbar

TERVERIFIKASI

Praktisi Media

Pesan dari Leicester City untuk Dunia

Diperbarui: 16 Maret 2017   10:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Leicester tak hanya berbicara tentang sepak bola, tapi berbicara soal manusia - Gbr: The Guardian

Craig Shakespeare masih terbilang asing di dunia kepelatihan sepak bola di Eropa. Di Leicester City, ia baru mencicipi peran pelatih utama sejak klub itu mendepak Claudio Ranieri, 23 Februari lalu. Sekarang, hanya dalam hitungan pekan, Shakespeare membawa The Foxes lolos ke perempat final Liga Champions.

Sebentar. Saya sedang tidak berbicara sepak bola. Itu sudah terlalu banyak dibahas di berbagai situs bola dunia dan juga di media-media dalam negeri.

Saya lebih tertarik pada gairah, filosofi, dan karakter ditampilkan Shakespeare.

Ini tentang manusia; pelatih, pemain, dan penonton. Ini tentang kita yang bisa dipastikan pernah menghadapi berbagai hal yang sekilas terasa mustahil diubah.

Bukan rahasia, meski The Foxes berstatus juara bertahan di Liga Inggris, tapi musim ini mereka nyaris terlihat sebagai bukan siapa-siapa di kompetisi terbesar Britania itu.

Rapor The Foxes sangat buruk. Nyaris tak terlihat sebagai klub juara. Hanya berada di posisi ke-15 Liga Primer, dapat dikatakan mereka masuk "lima besar" klub terburuk Inggris musim ini.

Lalu, mereka tampil di perdelapan final Liga Champions, berada di antara 16 besar klub terbesar Eropa. Mereka menjadi wakil Inggris di tengah perwakilan Spanyol, Italia, dan Jerman sebagai negara-negara sangat disegani di dunia kulit bundar.

The Foxes bukan tim favorit. Terlebih tak ada alasan kuat untuk menjagokan tim yang sedang sekarat di Liga Primer; baik dari kemampuan mereka bertahan atau menyerang.

Buktinya saat sepanjang musim telah berjalan, mereka jauh lebih sering kebobolan alih-alih mampu mencetak gol. Dengan kemampuan menciptakan gol hanya 30 kali, sebaliknya kemasukan mereka alami justru sudah 45 kali.

Tapi Wes Morgan dan Marc Albrighton bikin dunia tersentak dengan dua gol mereka ke gawang Sevilla. Bahkan wakil Spanyol itu tak mampu mencetak satu pun gol di Kings Stadium. Satu penalti yang dieksekusi Steven N'Zonzi mampu dimentahkan Kasper Schmeichel.

Sekali lagi, ini bukan tentang bola, tapi ini tentang manusia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline