Lihat ke Halaman Asli

Zulfikar Akbar

TERVERIFIKASI

Praktisi Media

Tokoh Dunia dan Buku

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_101503" align="alignleft" width="298" caption="Fidel Castro (Gbr: sangpemburuberita.blogspot.com)"][/caption] Beberapa tahun lalu, Kompas dalam beberapa tulisannya menuangkan cerita tentang tokoh bernama Fidel Castro. Lepas dari kontraversi kediktatoran tokoh tersebut. Harus diakui, ia juga menjadi salah satu tokoh dunia yang memberi inspirasi yang tidak sedikit. Setidaknya, Cuba berhasil diubahnya menjadi salah satu negara yang diperhitungkan sebagai negara yang tergolong berpenduduk terdidik terbanyak, selain memiliki dokter terbanyak di dunia. Siapa nyana, Das Kapital menjadi inspirasinya. Bagaimana dengan tokoh lainnya? Dari Indonesia, Soekarno dkk bisa bergerak dan memberi pengaruh ke luar dan ke dalam untuk membentuk Indonesia, dicatat oleh banyak literatur bahwa ia adalah seorang pembaca buku yang serius. Dari sana, saya kira tidak keliru kalau kemudian di sebut, Indonesia terbentuk tidak hanya dari bambu runcing, senapan dan darah. Tetapi Indonesia juga lahir dari buku. Meragukan ini, silakan membuka kembali apa saja yang melandasi pikiran tokoh kemerdekaan Indonesia tak terkecuali Soekarno dari biografinya. Di India, Jawaharlal Nehru, Mahatma Gandhi dan berbagai tokoh yang lahir di sana. Sampai ke tokoh yang kemudian membentuk negara sendiri di luar India, mereka pun beroleh inspirasi tidak sederhana dari berbagai buku yang mereka baca. Maka kemudian, prestasi atas kekuatan pikiran mereka yang berangkat dari berbagai buku yang mereka lahap, membuat mereka terabadikan dalam sejarah dunia. Tidak hanya diakui oleh bangsa sendiri saja. Di Amerika, berderet-deret tokoh muncul. Mengagumkan, Dari Abraham Lincoln, Kennedy dan lainnya, mereka bisa membuat Amerika menjadi sebuah negara yang paling disegani hari ini. Ini kekuatan buku. Ini kekuatan kata-kata. Oke, setuju menyebut bahwa membaca saja tidak cukup untuk bisa menghadirkan perubahan berarti. Baik dari tingkat sederhana berupa diri sendiri sampai ke tingkat lebih lanjut, negara atau bahkan dunia. Tetapi, pun harus ditegaskan pula bahwa tidak ada orang waras yang membaca lalu menghentikan saja pada sebatas membaca. Sebab, sejarah sudah buktikan. Membaca pun adalah sebuah pilihan menggerakkan diri untuk ayunkan tangan membuka berlembar-lembar buku. Menggerakkan mata untuk melahap berderet-deret huruf. Gerak-gerak yang sederhana itu, lambat laun sudah banyak dibuktikan menjadi stimulan untuk bergerak dengan gerak yang lebih besar. Tidak perlu saya sebut berbagai buku yang harus dirujuk seperti katalog saja, untuk menyebut buku-buku yang sudah terbukti memberi pengaruh pada pikiran sedemikian banyak tokoh untuk dunia untuk menghadirkan sesuatu yang lebih baik untuk dunianya. Cukup, kita sama lirik pada biografi tokoh-tokoh itu semua. Di sana akan disebutkan, buku apa saja yang mereka baca. Apa saja yang menjadi landasan gerak mereka. Buku tidak sesederhana hanya berupa persenggamaan huruf, kata, kertas, cover dan sejenisnya. Tetapi, ketika dituliskan, dipastikan bahwa penulisnya mencurahkan otak dan jiwanya setelah diselami jauh dengan ilmu yang mereka miliki. Ditumpahkan ke dalam semua buku yang mereka sentuh. Bukankah, sesuatu yang lahir dari jiwa maka akan menyentuh jiwa. Jiwa pula yang menggerakkan tubuh untuk bertindak. Tindakan yang nanti pasti akan menjadi sebuah perubahan seperti yang sebelumnya mungkin hanya ada dalam pikiran. Apa yang ingin kita ubah? Buku apa yang sudah kita baca?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline