Lihat ke Halaman Asli

Zulfikar Akbar

TERVERIFIKASI

Praktisi Media

Filosofi Pagi

Diperbarui: 4 April 2017   16:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Menarik mencermati pagi. Ia datang dengan embun. Ditemani kicau burung. Dan, matahari pun tidak seketika terus berada di atas kepala manusia.

Membaca alam. Terdapat sindiran alam yang dilontarkan tanpa pergunakan kata-kata, untuk saya--mungkin juga untuk Anda. Sindiran untuk membasahi rumput-rumput jiwa agar tidak muda kering dan terbakar, lenyap disapu angin.

Pun gerak matahari yang beranjak tanpa melesat begitu saja. Terketemukan ketenangan di sana. Tenang, tidak berarti tidak akan tiba ke mana-mana.

Pagi bercerita dengan bahasanya sendiri. Pagi menulis pelajaran dengan aksaranya sendiri. Saya kira, karunia Tuhan terbesar hari ini; bisa mendengar cerita itu. Mampu membaca aksara itu.

Maaf ini bukan nasehat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline