Pernah mendengar nama Toni Blank? Sosok lelaki yang diklaim sebagai pengidap sakit jiwa itu menjadi figur yang sudah mengundang perhatian ribuan pengguna internet. Bahkan seorang warga negara Amerika dengan sengaja menemui lelaki tersebut untuk bisa melihatnya secara langsung, setelah sebelumnya melihat pemilik nama lengkap Toni Edi Suryanto tersebut di internet. Toni Blank menjadi sosok fenomenal. Bahkan Koran Suara Merdeka juga menjadikan profil Toni Blank ini di salah satu halamannya pada tanggal 26 September 2010. Apa yang istimewa dari lelaki kurus dan berkulit gelap ini? Ia menjadi selebriti dalam ketidakwarasannya. Ia menarik perhatian banyak orang dalam keterbatasannya sebagai pengidap Skizofrenia. Terdapat puluhan video yang berisi wawancara tentang pikirannya berkait dengan banyak masalah yang umum dibincangkan masyarakat. Baik yang berhubungan dengan politik, pendidikan bahkan masalah internasional seperti konflik Palestina. Tak kurang, puluhan ribu menjadi fans Toni. Apakah ini cermin ketidakwarasan bangsa kita secara umum? Mengingat, sebuah Production House rela menghabiskan waktu dan biaya hanya untuk merekam dirinya. Saya sendiri melihat ini sebagai sebuah hal yang jauh lebih istimewa dari sekadar tuduhan demikian. Bahwa ketidaksempurnaan pun menjadi sesuatu yang menarik. Bisa memberi pelajaran pada banyak orang. Dan menjadi bentuk kritik dengan cara yang begitu unik. Sebagai contoh, Toni Blank memiliki kegemaran membaca. Sampai saat ia bicara, kata-kata yang dipergunakannya terkadang demikian berkelas. Kendati terkadang memang kalimat yang diucapkan hanya dimengerti oleh dirinya sendiri. Dari kebiasaan baiknya itu, seolah ia sedang menyindir bangsa yang belum layak disebut maju ini,"Aku saja yang tidak waras selalu menyediakan waktu untuk membaca. Kalian yang masih waras harusnya bisa lebih dariku. Karena kalian masih bisa dengan leluasa pergunakan otak." Sedang berkaitan dengan persoalan politik, ia berkali-kali menekankan, jujur, jujur dan jujur. Sepertinya, dalam ketidakwarasan ia melihat bahwa seperti adanya hukum haram di ranah politik untuk jujur. Meski untuk tindak ketidakjujuran seperti korupsi, ketika ditanyakan apakah ia setuju dengan hukuman mati untuk koruptor. Bahkan dengan bahasanya--ia mengatakan "kerjanya"--ia seakan hendak menyampaikan, dudukkan orang yang tepat pada tempat yang tepat, maka tidak perlu membunuh orangnya kendati atas nama hukum sekalipun. Terdapat tidak sedikit pesan positif kendati disampaikan dengan kalimat-kalimat yang memang jelas-jelas tidak sistematis, walaupun secara meyakinkan ia sudah mencoba untuk bisa mengtransfer pemikirannya dengan sedemikian sungguh-sungguh. Dengan bahasa yang sudah ia coba untuk diilmiahkan sedemikian rupa. Lepas dari kekurangannya, ia memiliki keseriusan dalam memikirkan banyak hal. Menyimak kondisi negara yang kian carut marut, jangan-jangan kita kalah serius dengan 'selebriti' ini. Memang, Tuhan memiliki cara unik untuk 'menasehati' hamba-Nya yang semakin sering pura-pura lupa. Jakarta, 17 Oktober 2010 (Catatan setelah 3 hari berturut-turut mencoba mencerna semua video Toni Blank) --------------------------
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H