Lihat ke Halaman Asli

Zulfikar Akbar

TERVERIFIKASI

Praktisi Media

Srondol dan Suheng

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

[caption id="attachment_158078" align="alignleft" width="300" caption="Srondol taat kebersihan: bangun pagi ku terus mandi, tidak lupa menggosok gigi. na na na na (Gbr: Srondol)"][/caption] Srondol teriak-teriak sambil meniru beberapa gerakan silat yang pernah ia lihat dalam film si Pitung. Lengkap dengan pantun khas Melayu untuk menantang Suheng,"Asam kandis asam gelugur. Ke tiga asam si riang-riang. Menangis di pintu kubur. Karena Suheng mandinya jarang." Badan Srondol yang sepenuhnya menghadap ke arah rumah Suheng membuatnya tidak sempat untuk menoleh ke belakang. Tap! Terasakan olehnya satu tangan menyentuh pundaknya. "Lagi apa, Ndol?" Tanya Suheng dari sisi belakang Srondol. Kaget. Heran. "Iya, tadi rencananya mau ngajak elu kelahi, Heng. Mau kaga?" Tanya Srondol asal, dengan nada yang sama sekali tidak sangar lagi tapi justru demikian lembutnya. "Kok kelahi?" "Iya, pan elu suka nonton film perang kan?" "Bukan perang Ndol. Tapi pelem laga." Suheng coba tegaskan. "Gua suka Dragon Ball. Elu?" "Gua suka pelem si Pitung, pelem Rhoma Irama dan juga Conan The Barbarian." Akhirnya diskusi berubah jadi bertema tentang pelem. "Eh, elu ganti dulu tuh pakaian elu. Kayanya ada yang tidak enak tuh, elo kayaknya beabe di celana. Bau tahi kucing juga. Masak baju yang tadi elu pake untuk ngelap tahi kucing di wajahku masih juga elu pake. Jorok elu ah." Tiba-tiba saja, mata Srondol berputar-putar. Bintang berputar-putar di atas kepalanya. Asap keluar dari kedua kuping dan hidungnya. Meskipun ia tidak mencium aroma yang dimaksud Suheng, tapi sekarang memang ia merasakan sesuatu yang licin di sisi belakang bawah pinggang. Bergegas ia loncat 15 sentimeter di atas tanah mengayunkan kedua kakinya. Wusssssssssssssssssssssssss! Ia menghilang terbang pulang. Tapi ini rekaan penulis, karena sebenarnya Srondol pulang dengan langkah-langkah kaki yang sedikit mengangkang karena mulai merasa tidak nyaman di bawah pinggangnya.

***

Siumoy sedang nonton sinetron.

Srondol sedang setrika pakaian laundry.

Suheng lagi melamun sambil ngisi TTS.

Mereka di rumahnya masing-masing.

Tiba-tiba Srondol mencium aroma bunga. Ia melihat pemandangan indah di bawah bulan, ia duduk di bangku di sebuah taman sambil melihat bulan yang tidak terhalang awan hitam. Dan Siumoy berada di sampingnya.

Yap, itu lamunan Srondol saat sedang nyetrika.

Kerinduan membuncah di dadanya. Maka bayangan itu terlihat seperti kenyataan. Tak tahan, ia tinggalkan saja setrika terbaring di atas rok pelanggan yang sedang ia setrika. Melangkah ke depan pintu. Melirik sekilas pada isi rumah girl next doornya itu. Terlihat Siumoy sedang bernyanyi sambil menonton. Volume tipi agak dikecilkan.

"Selamat malam, duhai kekasih..." Dengan suara yang jauh dari kategori merdu Siumoy lantunkan lagu Evie Tamala, pedangdut idolanya yang dikenal lewat Srondol yang serba bisa dalam hal dangdut.

"Moyyyyyy..." Panggil Srondol pelan. Tiba-tiba di tangannya sudah ada bunga mawar warna merah. Bunga itu diberikan penulis ceritanya untuk diberikan ke Siumoy, baru saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline