[caption id="attachment_108467" align="alignleft" width="300" caption="Rafly, penyanyi etnik yang konsisten dalam nilai keacehannya"][/caption]
Yaa Rasuulullah, yaa habiibullah
Ka sep keuh bala nyang neubri
Kamoe leumoeh cit hana daya
Laa haula walaa quwwata illa billah
(Terj: ya rasuulullah ya habiibullah. Cukuplah sudah bala Kau beri. Kami lemah tiada daya. Laa haula walaa quwwata illa billah).
Lelaki itu mengalunkan suara tinggi melengking, terkadang merendah, memecah langit-langit Aceh. Rafli, nama lelaki itu. Sosok yang bisa dengan tegas bisa saya sebutkan sebagai satu-satunya penyanyi yang begitu istiqamah mengangkat lagu-lagu orisinil berbau etnik Aceh. Lengkingan suaranya memang sangat tinggi, sehingga dengan begitu mudah merasuk ke telinga. Tidak berhenti di sana, bahkan dalam waktu beberapa jenak saja, sudah berpindah ke hati.
Jauh, sebelum lagu itu dikenal masyarakat Tanoeh Serambi Mekkah itu. Di mana-mana, masyarakat Aceh sudah begitu akrab juga dengan nyanyian syahdunya. Sehingga, ibu-ibu sampai ke anak kecil menyanyikan lagu-lagu penyanyi asal Aceh Selatan itu. Seperti:
Yaa Rabbana, ya Tuhan kamoe
Tuloeng kamoe nyoe, hudep lam donya
Beuneupeuampoen, sigala desya