Lihat ke Halaman Asli

Zulfikar Akbar

TERVERIFIKASI

Praktisi Media

Melihat Manusia Bertopeng

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_124410" align="alignleft" width="269" caption="Tidak akan ada ketenangan untuk manusia yang suka memakai topeng, karena dengannya ia bahkan tidak tahu seperti apakah kebenaran "][/caption]

Tidak penting hidup seperti yang diinginkan orang-orang. Tetapi yang penting adalah hidup sejalan dengan kebenaran, sekalipun untuk itu harus dijauhi orang-orang.

Tidak mudah untuk melepas topeng. Intelektualitas tidak serta merta menjadi jaminan untuk seseorang bisa melepaskan diri dari kebergantungan terhadap topeng. Justru yang sering terjadi, mereka memiliki tingkat kebutuhan yang lebih tinggi terhadap topeng. Kenapa? Karena tujuannya agar selalu terlihat cerdas. Bisa dipuji, disanjung dan dengan begitu ia merasa lebih memiliki harga diri. Sedang kemunafikan terus dilakukan tanpa sadar. Di depan memasang wajah penuh senyum, di belakang memasang seringai. Di depan mengatur bahasa seindah mungkin, di belakang terus saja merutuk dan mengutuk. Di depan terus saja menabur yang indah-indah, ia tidak tahu Tuhan dengan cara-Nya membuka selalu semua topeng itu. Keue be bue, likoet be ek (depan bau harum, belakang bau tinja, terj). Kalimat itu pernah diucapkan guruku satu ketika, dulu. Untuk menjelaskan karakter manusia yang begitu indah saat berhadapan tetapi menebar bau kotoran saat balik badan. Beruntung, satu ketika Sang guru juga berujar "coba dekati dan kenali seseorang. Cari tahu hal-hal yang tidak disukainya, dan lakukan yang tidak disukainya itu. Lakukan seperti yang tidak diinginkannya. Di sana ia akan memperlihatkan belangnya." Kulakukan itu, dan benar seperti titah Guru tersebut. Mereka yang menyimpan 'sesuatu' seringkali akan dengan mudahnya membuka yang disembunyikannya tersebut. Sebab, Tuhan sangat mudah untuk membuka setiap hal yang disembunyikan, lepas seperti apakah intelektualitas yang pernah dipuja oleh orang tersebut. Sumber Gambar: Lihat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline