Lihat ke Halaman Asli

Zulfikar Akbar

TERVERIFIKASI

Praktisi Media

Punya Hajat, Jangan Dibuang Sembarangan

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_99364" align="alignleft" width="225" caption="Maaf, jika saya tidak bisa bantu anda untuk buang hajat (Gbr: Google)"][/caption] Kebaikan dan keburukan untuk sekarang ini sering membingungkan. Persis seperti penggunaan satu kata: HAJAT. Kata ini bisa dipergunakan untuk seseorang yang memiliki sesuatu niat yang ingin disegerakan, misal pernikahan, haji dan semisalnya. Tetapi, kontras dengan itu, kata ini bisa menjadi sangat menjijikkan saat disandingkan dengan kata kerja "buang". Kata kerja. Yap, sebuah bentuk kata yang sering dipuja sebagai bentuk proaktif, kreatifitas dan semangat plus risalah hidup. Kata kerja juga ketika ditempatkan pada tempat yang tidak tepat pasti akan terdengar tidak enak. Buktinya, kita lihat lebih jelas, apa yang terbayang saat membaca: BUANG HAJAT. Maka, saya kira bukan kata kerja yang di banggakan, bukan kemuliaan hajat yang harus dielu-elukan. Tapi bahasa dalam keseharian juga mesti dipertimbangkan, saat dpergunakan, kendati sepintas terlihat sederhana saja. Tetapi bukankah memang banyak terjadi, hal-hal sederhana seringkali tidak diperhitungkan. Sedangkan hal-hal yang tidak diperhitungkan acap memberi dampak yang tidak terduga, membuat anda kelabakan. Mari, senin ini kita tidak buang hajat sembarangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline