Lihat ke Halaman Asli

Zulfikar Akbar

TERVERIFIKASI

Praktisi Media

Sajak Manusia

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_92371" align="aligncenter" width="300" caption="Maka hari ini kita pilih menjadi manusia dengan segala apa yang bakal terjadi (Gbr: Google)"][/caption] Nasib seringkali menyentak beringas pakaian-pakaian yang dikenakan Tak bersisa walau hanya sehelai saja benang terakhir Hanya jerit saja yang membahana mengisi bukit desa sampai kota yang tak lagi sopan Siapa nyana ketika selembar surat dari langit hanya bisa dibaca dengan suara getir Nasib memang seringkali menghentak beringas pakaian-pakaian yang dikenakan Juga sekaligus menghentak ketakutan dari semua kepala yang percaya pada Tuhan serupa kelebat petir Menulis cerita baru yang lebih berisi dan kuasa mengundang senyum yang lebih jujur, jauh dari kemunafikan sambil merenda lukisan utuh sebuah senyum meski berada di tengah seribu bibir mencibir




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline