Lihat ke Halaman Asli

Zulfikar Akbar

TERVERIFIKASI

Praktisi Media

Dilarang Membaca!

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[caption id="attachment_92159" align="alignleft" width="300" caption="Sebaiknya jangan membaca jika kau tidak bisa hidup di tengah manusia (Gbr: Google)"][/caption] Berapa ribu buku yang sudah beredar diseluruh dunia wahai manusia? Berapa ribu pesan kebaikan yang sudah mengalir ke dalam pikiran wahai penghuni mayapada? Apakah kian memperjelas kebenaran?

***

Buku I Menulis tentang manusia apa adanya. Sering diletakkan di rumah-rumah ibadah, bahkan sampai kering dan hancur sendiri karena secara diam-diam, rayap mengambilnya untuk ditempatkan atas meja makan para rayap yang seperti kalap. Dalam bincang-bincang suatu petang: "Kenapa engkau memakan kitab suci?" "Karena manusia enggan memakannya?" "Tapi memang kitab suci tidak untuk dimakan, bukan?" "Haha, ternyata kalian hanya bisa memakan makanan. Kami masih lebih tinggi derajatnya dari kalian yang menyebut diri sebagai bangsa mulia, manusia. Kitab suci kalian campakkan di rumah ibadah, tapi tidak satu lembarpun kertas kitab itu tertelan untuk menyatu dengan jiwa kalian!" Ketus sekali suara rayap kecil itu. Buku II Awalnya hanyalah huruf-huruf yang diketik dengan jarak yang tidak begitu rapat, selanjutnya malah lebih kecil. Dan itu seringkali disesuaikan dengan usia penjamahnya. ia menjadi serupa pelacur bijaksana. Tidak hanya merangsang dengan tubuh indahnya, namun juga dengan cerdas ia menyesuaikan diri dengan usia manusia. Saat ingin untuk menyentuh, malah di sana kembali kutemukan rayap genap dengan kutu-kutu."Ada apakah sampai makhluk sekecil kalian juga begitu bernafsu, menelan kesempatan untuk bangsa manusia kian bangkit dengan pengetahuan? Kenapa kalian tidak mencari menu makanan yang lain, mie pangsit, spaghetti, hot dog, tiramisu atau apapun yang kalian suka..." Demikian coba bentakku dengan sorot mata dungu. "Tidak wahai anak manusia. Kalian telah begitu banyak menjejali mulut dengan semua jenis makanan itu, padahal kalian punya mulut hanya satu. Maka kalian tidak lagi berkesempatan untuk membaca buku-buku ini sambil terus memakannya. Rasa buku ini jauh lebih enak daripada jenis makanan yang kalian tawarkan. Kalian tidak akan selera dengan makanan seperti yang kami gemari ini, saat kalian masih terus menujukan pikiran pada berbagai macam makanan yang hanya membuat kalian bolak-balik ke toilet. Bikin kalian kegemukan, kolesterol, darah tinggi, stroke dan kemudian mati. Padahal kalian belum memakan, sekalipun hanya satu puisi." Saleuem Gegerkalong, 120310




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline