Lihat ke Halaman Asli

Hati Ini Menggugat...(catatan pembunuhan diri)

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hampir genap sewindu pilu dikala itu,mengingatnya membuat sedih bukan haru. Baru beberapa jam yg lalu Ibuku telfon,hanya beberapa menit tetapi menyisakan tangis yg terpendam rapi dalam hati. Baru beberapa menit tadi Om ku telfon,entah harus aku teriaki diriku sendiri 'payah' atau entahlah.... Pikiranku melamun,,"andai saja......."tak mampu kulanjutkan walaupun sekedar lamunan.


Tertidur lama karena dibuai mimpi membuatku terbangun dengan jiwa yg tergeletak lunglai,tanpa daya kuat,tanpa semangat. Sekarang hanya tertinggal risau bagai pisau menyayat rasa dan perasaan. Seolah tak menginjak bumi,hanya melayang tergantung pada tiang usang jemuran. Aku buta tujuan dan hanya menabrak hal yg serupa,lagi dan lagi.. Sepertinya Tuhan menjauh padahal Ia lebih dekat daripada urat nadi.


Teriak lantang tanpa terdengar karena mulut rapat tertutup... Bangsat! Bajingan! Seru salah satu relung hatikua walaupun pantang bagiku mengeluarkan kata tabu.aaaaaaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrggggggghhhhhhhhh!!!!!!!!!!!!!!!!!!!Sial...,kenapa kau berikan aku kebaikan hati.... Aku jadi susah mengumpat. Kenapa tak dijadikan brutal dan berandal sajalah diriku.


Rencanaku,,,,hasrat dan kemauanku ingin aku pancung agar tak merepotkan lagi,kini maupun nanti. Biarlah aku gila,toh...itu dekat dengan bahagia tak perlu lagi terbebani tanggung jawab duniawi.hahahahahahaha.......Tuhan dengarkanlah ini,jagalah saja semua orang yg aku sayangi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline