Lihat ke Halaman Asli

Sekarang adalah Kenangan Masa Depan

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pikiran dan hatiku sedang berkecamuk, entah apa yang kurasakan.

Sedihkah?

Senangkah?

Bahagiakah?

Galaukah?

Resahkah?

Aku sendiri tak tau apa yang kurasakan. Sampai saatnya aku teringat akan ucapan dari temanku “saat kau merasakan hal yang tidak wajar, curahkan saja, teriak yang keras jika kau bisa, berlarilah sampai kelelahan jika kau mau, ceritakanlah saat ada telinga untuk mendengarmu, tulislah jika hanya itu yang bisa kau lakukan”.Maka aku tulis hal ini, hanya untuk berbagi, mencurahkan isi hati.

Setelah aku telusuri apa yang aku rasakan ini,

ternyata aku rindu,

sangat rindu,

rindu teramat sangat.

Rindu akan kenangan masa lalu, saat aku pertama kali melangkah kedunia liar, meneguk air hujan, menantang sinar matahari, mengapai bintang.

Sahabat yang saat ini berada didekatku berkata “Kita tidak hidup dimasa lalu, kita harus menatap kedepan, biarlah masa lalu menjadi kenangan, simpan saja”.

Dan benar apa yang dikatakan sahabatku itu,

“ Tapi aku ingin bertemu dengan mereka, sedikit bernostagia bersama, mengenang kenangan dulu. Aku tidak melupakan masa depan, aku disini berada bersamamuuntuk membuat kenangan baru. Hingga pada saatnya nanti, di masa depan kita akan mengingat hari ini, kenangan yang akan kita rindukan. Seperti hari ini, aku merindukan kenangan masa laluku.”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline