Lihat ke Halaman Asli

Soedarso Saja

Penulis Lepas, freelancer ...

Nasib Artikel Kita Ditentukan Mirip Pemilihan Idol

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Materi tulisan yang aku tulis  ini berdasarkan pengamatan dan  pengalaman aku sebagai penulis free lance/ penulis lepas di berbagai koran (harian) , Republika, Sindo, Pikiran Rakyat, Kedaulatan rakyat, kompas, suara pembaruan, bisnis Indonesia, seputar Indonesia, jawa pos, suara merdeka, republika, dll).

Di sini aku  orang luar redaksi (outsider) tidak terlibat sama sekali dalam proses penentuan & pemilihan artikel tesebut. Tapi, alhamdullillah, kalau sedang produktif 2-3 artikel opini dalam seminggu artikel yng aku tulis diterbitkan koran yang berbeda , dengan tema/sudut pandang yang berbeda. Semoga tulisan ini bermanfaat.

CATATAN:Pengalaman aku terlibat dalam management redaksi sebagai pemimpin redaksi/koran/majalah akan aku sharing pada kesempatan dan tema yang lain. Karena itu perpspektif tulisan ini adalah perspektif orang luar redaksi yang tulisannya/artikelnya ditentukan oleh redaksi.

Jika ada teman yang masih dan pernah terlibat di manajemen redaksi koran/tabloid/majalah bisa sharing mengenai tema ini, akan sangat bermanfaat.

Setelah artikel yang kita tulis diterima oleh redaksi koran yang kita tuju, maka lazimnya managemen persuratan(administrasi, surat menyurat, termasuk juga redaksi ) artikel kita dicatat dalam surat masuk oleh secretariat koran, khususnya oleh sekretaris redaksi.

Apa yang dicatat sekretaris redaksi? Atau siapa orang yang bertugas dan bertanggung jawab atas administrasi artikel kita?

Apa Yang Dicatat Sekretaris Redaksi?
Umumnya sekretaris redaksi atau orang yang mengurus admin persuratan akan mencatat :

1. Tanggal terima surat/artikel.

2.Judul/tema artikel

3.Penulis artikel

4. Rubrik yang relevan dengan tema. (Di beberapa koran, artikel kita langsung disampaikan ke bagian/redaksi opini atau redaksi yang berkaitan/relevan dengan tema yang kita tulis, misalnya ” redaktur kebudayaan”, ”redaktur gaya hidup & hiburan”, Redaktur bisnis/ekonomi, redaktur politik, dan lain-lain.)

Pada tahap ini sekretaris redaksi selain mengadministrasikan artikel yang masuk juga melakukan pensortiran (di sortir) berdasarkan relevansi dengan rubrik yang ada.

Tahap selanjutnya adalah sekretaris redaksi mendistribusikan surat/artikel yang masuk kepada para redaktur sesuai dengan relevansi rubrik yang ditanggungjawabi. Kadangpara redaktur juga proaktif menanyakan ke Sekretarisredaksi tentang naskah/artikel kiriman dari luar redaksi (non redaksi).

Bagaimana ”Nasib” Artikel Kita Ditentukan (Dipilih) Oleh Redaktur.

Proses selanjutnya nasib artikel kita ada di tangan redaktur yang menanggung jawabi rubrik yang sesuai tema/judul artikel kita.

Boleh dikatakan, nasib artikel kita yang sudah ditangan redaksiditentukan mirip seperti dalam Indonesia Idol

Kalau proses normal & profesional, sesuai SOP, maka redaktur koran akan memilih artikel yang ada di list yang dia terima berdasarkan :

1.AKTUALITAS TEMA, yaitu artikel yang paling up to date /paling aktual berdasarkan aktualitas yang sedang dan atau akan aktual.

Pada tahap ini artikel kita pasti masuk/lolos karena artikel kita aktualitas dan up to date (jika proses penulisannya sesuai dengan proses Menentukan tema artikel” & ”Membuat judul artikel yang layak terbit”.

CATATAN:Pada tahap ini, aku jamin artikel yang kita tulis masih dipertimbangkan atau dikelompokkan ke box untuk diterbitkan.

2. PENULIS – KOMPETENSI PENULIS .Setelah aktualitas, pertimbangan lain yang digunakan redaktur Opini adalah penulis (kompetensi penulis).

Kompetensi penulis atau relevansi penulis dengan tema artikel yang ditulis akan menjadi pertimbangan utama.

Redaktur yang cerdasdan professional pasti akan memprioritaskan tema yang aktual dan kompetensi penulis yang mumpuni , juga penulis ternama dan atau memiliki kompetensi di bidangnya/ sesuai tema.

Redaktur yang cerdas dan profesional pasti akan mempertimbangkan dan memilih penulis yang memiliki kompetensi sekaligus yang ternama.

CATATAN: Pada tahap ini artikel kita pun masih masuk dalam list /box artikel yang akan diterbitkan, karena walaupun kita bukan orang/ahli yang memiliki kompetensi dengan tema, namun melihat profileyang kita lampirkan dalam artikel yang kita kirim, kita juga memiliki relevansi yang kuat dengan tema artikel yang kita tulis. Untuk ini nanti aku bagikan juga cara membuat profile “yang menarik”.

3). SUDUT PANDANG/ANGLE/PERSPEKTIF ARTIKEL. Kadang , dalam satu halaman di Rubric Opini, redaktur membutuhkan dua atau lebih artikel. Asumsinya penulis yang memiliki kompetensi dan ternama, sudah memenangkan satu artikel, maka redaktur akan mencari satu artikel lagi DENGAN SUDUT PANDANG /ANGLE/PERSEPEKTIF YANG BERBEDA dengan artikel yang sudah dipilih.

CATATAN: Dalam banyak artikel aku yang diterbitkan koran, karena prosesnya penulisannya seperti yang sudah aku bagikan, maka artikel kita kebanyakan berbeda dengan perspektif artikel orang lain.

Disinipun, artikel kita masih ada di box/list yang dipertimbangkan untuk diterbitkan.

4).Kecepatan (Sampai) Di Meja Redaktur. Point ini juga sangat menentukan nasib artikel kita. Sebagai surat kabar harian, yang mempertaruhkan REPUTASINYA pada kecepatan informasi harian dan kualitas informasi yang disajikan kepada pembaca, redaktur koran senantiasa akan memprioritas artikel-artikel yang diterima atau yang ada lebih dulu (tentu saja aspek kualitas informasinya tetap menjadi pertimbangan utama. Karena koran-koran juga mempertaruhkan REPUTASI KREDIBILITAS Mereka).

Kadang, banyak artikel berkualitas dan layak terbit, tapi dikembalikan lagi kepada penulisnya karena terlambat sampai di tangan redaktur opini. Tidak diterbitkan karena sudah kehilanganmomentum aktualitas. Ini juga banyak tidak disadari temen-teman penulis

CATATAN: Di sini sebagai penulis kita dituntut untuk bekerja efektif dan profesional. Tetapkan tenggat waktu kapan artikel harus selesai ditulis dan kapan artikel harus sudah sampai di atas meja redaktur.

Pengalaman aku , waktu efektif untuk menulis dan mengirim sebuah artikel adalah 1-2 hari.(ini mencakup proses riset/mencari referensi/rujukan. Sedangkan kalau hanya menulis artikel saja paling lama 6 jam artikel sudah siap kirim).

Apa yang terjadi?BISA JADI artikel yang kita kirim ,datang paling pertama sampai di atas meja redaktur. Untuk diketahui, dalam satu tema , redaksi bisa menerima artikelsampai puluhan’.Dengan kualifikasi artikel yang memenuhi unsur layak terbit, apakah masih ada keraguan artikel kita akan ditolak?!

Karena itu, sebenarnya kitalah yang menentukan artikel kita, dan bukan redaktur”.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline