Lihat ke Halaman Asli

Soedarso Saja

Penulis Lepas, freelancer ...

Menulis Jangan Asbun dan Jangan Abal-abal

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

MENCARI DAN MENGGUNAKAN REFERENSI

Sebelumnya aku ingin memberitahu bahwa judul yang aku gunakan pada tulisan ini  semata-mata untuk menekankan point yang ingin aku sampaikan. Judul yang tepat adalah "Mencari dan Menggunakan Referensi", yang masih kelanjutan dari "Step by Step Menulis Artikel Yang (Layak ) Terbit (2 of 7). Jadi kalau membaca judul diatas, selengkapnya adalah sebagai berikut,"Menulis Artikel Jangan Asbun dan Jangan Abal-Abal, Tapi Gunakanlah Referensi". Mudah-mudahan tidak mengganggu dan semoga bermanfaat.

Dalam banyak kesempatan tatap muka dengan teman-teman yang berminat menulis artikel , sering muncul pertanyaan dan pernyataan kurang lebih begini, “Saya bukan dokter atau ahli kesehatan. Apakah saya boleh dan bisa menulis artikel tentang kesehatan?

Jawabannya: Boleh dan bisa, bahkan mungkin saja tulisan/artikel nya bisa lebih baik dari tulisan/artikel seorang dokter atau ahli kesehatan. Masa shi?!

Langkah berikut ini akan menjawab keraguan sebagian besar teman, yang kerap menghadapi hambatan dalam menulis, deadlock, berputar-putar dan tidak tahu lagi apa yang harus dituliskannya, alias mampat.
Kalau boleh mengatakan , menggunakan referensi adalah langkah paling penting untuk membuat tulisan/artikel(dan jenis tulisan lainnya, baik fiksi sekalipun dan non fiksi, ).

Boleh dikatakan, penulis hebat sekalipun, harus melalui langkah ini untuk karya-karyanya. Karena, tanpa menggunakan referensi mustahil ia tahu segalanya. Jadi, kalau ada penulis, siapapun penulisnya, mengatakan tulisannya hanya berasal/bersumber dari imajinasinya (saja), itu seperti menipu diri sendiri dan orang lain.

Sekarang kita kembali lagi ke pokok bahasan kita. Menulis artikel wajib menggunakan referensi baik berupa buku ilmiah, artikel ilmiah, jurnal ilmiah, majalah ilmiah, hasil penelitian dll yang berkualitas dan memiliki reputasi terpercaya (reputable) secara ilmiah dan akademis .

Rujukan/referensi dibutuhkan oleh siapa saja yang akan menulis, termasuk oleh penulis yang memiliki kompetensi pada tema bersangkutan. Sekarang kita akan menguraikan mengapa referensi/rujukan itu penting dan harus? Menggunakan referensi//rujukantersebut dalam penulisan artikel?

Dimana mencari/mendapatkan referensi//rujukan ? Bagaimana memilih rujukan/refernsi yang berkualitas dan memiliki reputasi terpercaya (reputable) secara ilmiah dan akademi.s.

Mengapa ReferensiPenting dan Harus?
1) Untuk menjustifikasi bahwa materi yang kita tulis adalah ilmiah, bukan abal-abal, atau asbun. Ilmiah secara akademis dan ilmiah yang berpegang pada kaidah-kaidah ilmiah.

2). Untuk memperdalam pengetahuan tentang tema yang akan ditulis.

3). Untuk menghindari kekurangan bahan/materi/dalam membahas atau mengulas. Kalau ini terjadi, penulisan artikel biasanya mentok , deadlock / mandeg, karena materi yang terbatas. Jika dipaksakan terus menulis, akan berputer-puter terus tidak ada ujungnya dan tidak tahu apa yang ditulisnya.

4). Memperkaya kosa kata atau padanan kata yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan bobot/kualitas dan estetika bahasa artikel.

Bagaimana Memilih Referensiyang Berkualitas & Memiliki Reputasi (Reputable) Secara Ilmiah dan Akademis?

1)Pastikan materi/isi referensi/rujukan yang dipilih sesuai atau memiliki relevansi dengan tema dan sudut pandang/perspektif/angle tema yang sudah ditentukan/dipilih.

Pilih 4-5 referensi/rujukan yang TIDAK SEJENIS, tapi masih memiliki relevansi dengan tema dan sudut pandang yang sudah ditentukan. Pastikan juga referensi-referensi yang dipilih adalah yang paling up to date/paling mutakhir.

2)Ditulis atau diterbitkan oleh orang atau lembaga yang memiliki kompetensi di bidangnya dengan reputasi terpercaya, secara akademis dan ilmiah. Misalnya, kalau referensi/rujukan tentang kesehatan, maka referensi yang dipilih harus dterbitkan atau ditulis oleh orang atau lembaga yang memiliki kompetensi dan ahli (expert) di bidang kesehatan.

3)Ditulis dan atau diterbitkan oleh lembaga yang memiliki kompetensi dan reputasinya terpercaya. Misalnya, kalau tema tentang hukum, maka referensi/rujukan yang dipilih harus ditulis atau diterbitkan oleh lembaga-lembaga yang berkaitan dengan hukum.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline