Lihat ke Halaman Asli

Senyum, Ramah, Walau Hati Lagi Gegana (Seni Melayani Konsumen )

Diperbarui: 24 Maret 2016   14:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pemilik toko atau penjaga toko perlu terus prima, riang menyambut kedatangan konsumen demi kelanjaran didalam proses jual beli. Memposisikan hati, bibir yg terus tersenyum, itu mudah -mudah susah, apalagi kalau lagi banyak persoalan yg menghampiri.

Masih mending kalau ketemu konsumen yg ngak rudet, itu mah gampang, beban yg berat turut terbantu oleh keramahan pembeli. Nah terkadang, begitu banyak kerumitan dalam kehidupan dari anak, keluarga, ribut ama istri , atau anak sakit byk deh, karena hidup adalah lembaran persoalan yg kita selesaikan satu persatu.

Atau terkadang ada konsumen yg komplain, sudah dilayani dengan baik tetap wae ngambek, bisa jadi dia marahke siapa ngambek ka sahak hehehehe, kan sudah biasa, bukankah kadang kita seperti itu juga.

Coba deh, lagi berantem nih istri misalnya, dia lewat cembetut kayak tutut hehehae, eh tiba-tiba ada yg belanja, dalam sekian detik hati harus disetting jadi senang, jangan sampa Mi keramahan dan senyum ktia dianggap palsu ama konsumen. Senyum palsu akan mudah terbaca, kalau cinta palsu agak susah.

Melayani pembeli unik, semuanya minta didahulukan, karena semuanya emang raja, Ada raja yg cepat emosi, ada raja yg sabar, ada raja yg ferfksionis, ada raja yg cuek. Sok aja kita bandingkan tuh para pemimpin kita, ada ahok sang pemarah, ada Jokowi yg serius tapi santai, ada killing smile model Pak Harto, ada SBY yg sangat ferfeksionis, ada Soekarno yg flamboyan begitu juga dengan konsumen.

Kalau jualan ngak bisa kayak ahok, kalau kita bicara kasar wah pada lari yg belanja, wong kita ramah aja pembeli dalam sekian detik bisa ngambil keputusan ngak jadi.

Boleh ada seribu persoalan, tapi senyum untuk pembeli sebuah keharusan, ketulusan, kejujuran, itu semua kunci kebahagiaan dalam melayani konsumen.

Dari sinilah kebahagiaan akan muncul, tidak peduli berapa uang yg kita dapatkan, bukankah semuanya sudah ada yg mengatur?, tugas kita adalah menyempurnakan ihtiar. Salam hangat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline