Pengalaman dengan asurani AXA mandiri pada saat gagal bayar dan mencairkan hasil investasi. Pengalaman berdasar apa yg kami alami, pada tahun 2000 saya mendaftarkan istri ikut asuransi axa mandiri setelah dtawari oleh cs bank mandiri.
Total premi yg kami bayar Rp 3 juta per 3 bulan, tidak ada masalah untuk klaim kita sakit, system rembes , klaim tidak terlalu lama hanya 7 hari kerja. Saat itu kami klaim sekitar 2.5 jutaan , dengan tangunggan 500 ribu biaya rawat inap perhari. Pada tahun 2014 usaha kami turun dan rugi, disinilah kami mulai gagal bayar premi pertiga bulan, hampir satu tahun.
Terakhir axa mengirimkan nilai investasi unit sekitar 7 jutaan, pada saat kami minta cairkan ternyata hanya sekitar 5 jutaan pada bulan oktober 2015.
Setelah nanya ke cs axa mandiri, jika kita terus gagal bayar, maka hasil investasi akan habis karena tersedot biaya administrasii. Berdasarkan dari itu Istri meminta agar segera dicairkan hasil investasinya agar tidak habis tersedot biaya dan kami berharap kalau bisa manfaat asuransinya tetap bisa kami gunakan, sayangnya itu tidak bisa, semuanya harus tutup total
Kasus menjadi cermin buat kita, mana lebih bagus tabugan ke bank dengan setoran 1 juta perbulan dalam jangka waktu 4 tahun dibanding asuransi unit link axa mandiri dalam tempo yg sama. Ini sangat penting, baik bagi pengusaha maupun karyawan, karena kita tidak ada kepastiaan apakah usaha kita akan terus bertahan dan menguntungkan, atau bagi karyawan akankah dia terus bekerja ditengah goncang ganjing ekonomi dunia yg begitu cepat dan jarak antar satu krisis dan krisis laiinya begitu dekat.
Sebagai Iustrasi, jika kita
menabung 1 juta perbulan : RP 1000.000x 48 bulan = 48.000.000 Bunga kita abaikan
Asuransi unit link mandiri dengan full fremi kesehatan sekali klaim sakit : 5XRp 500.000 = Rp 2.500.000,
Hasil investasi Yang kami terima = RP 5.700.000 Total Rp. 8.200.000.
Selisih hampir 38.200.000.