Lihat ke Halaman Asli

Jogja Java Carnival 2011 Tampilkan Karya-karya Spektakuler

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_132123" align="aligncenter" width="766" caption="jogjajavacarnival"][/caption]

Sebuah babakan baru telah berjalan pada gelaran Jogja Java Carnival (JJC) IV – 2011 yang akan berlangsung pada 22 Oktober mendatang. Babakan baru tersebut terkait dengan diadakan lomba para peserta JJC IV – 2011. Semenjak dibuka pendaftaran pada awal Agustus dan berakhir pada 1 September lalu, ada sebanyak 21 komunitas yang mendaftar. Namun setelah diadakan seleksi, hanya ada sebanyak 14 komunitas yang dinyatakan layak dan lolos untuk bisa mengikuti lomba karnaval pada event JJC IV – 2011. Mereka-mereka yang lolos : Satya Wacana Salatiga, OMM Kadipaten Yogya, IKPM Bali, Sanggar Tari Gailarumarada NTT, DR Design, Komunitas Teplok, Taman Pintar, Komunitas Rumah Garuda, Yayasan Pelita Bangsa, Komunitas Emprit Set Panggung, SMSR, Rancak Dukuh, Taman Wisata Borobudur, Komunitas Lampung. Menurut Rosa Rosadi, Ketua Tim Kreatif JJC IV – 2011, para peserta yang mendaftar terlihat lebih beragam dibanding dengan tahun lalu (JJC III). “Antusiasme peserta di luar dugaan kami. Karya-karya yang akan mereka buat untuk dilombakan sangat variatif dan mereka berlomba-lomba menyajikan yang terbaik serta spektakuler. Ini tentu akan menjadikan tontonan menarik bagi warga Yogya di bulan Oktober mendatang,” tegas Rosa, Kamis (15/9), kepada wartawan. Karya-karya yang mereka buat akan dinilai oleh para yuri profesional yang berlatar belakang seniman, akademisi, masyarakat awam serta dari kalangan media massa. “Tapi maaf nama-nama yuri tak akan kami umumkan untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan,” kata Rosa. Meski dilombakan, toh tim kreatif JJC tak tinggal diam. Tim kreatif membuka konsultasi untuk peserta mengenai karya-karya yang akan dibuat peserta lomba. Ada kerja bareng, meski tetap mendasarkan pada ide-ide yang diajukan para peserta lomba. “Semua ini kami lakukan demi menjaga kualitas karya mereka, sehingga, lagi-lagi akan menjadi tontonan menarik,” ujar Rosa lagi. Sebagai gambaran saja, dalam lomba JJC IV – 2011, Satya Wacana Carnival (SWC) Salatiga akan menampilkan replika kolaborasi Taj Mahal dan Borobudur. “Kami memang sengaja menggabungkan antara Taj Mahal dan Borobudur untuk menunjukkan bahwa keduanya mempunyai peradaban sendiri namun bisa hidup berdampingan,” ujar Theodorus Gary Natanael, koordinator SWC. Theo juga mengungkapkan, mengingat pembuatan replika ini menelan biaya hingga puluhan juta, maka Walikota Salatiga ikut membiayai. “Kami sudah mendapat lampu hijau bila Walikota Salatiga akan ikut membiayai pembuatan replika yang akan diikutkan loma di JJC IV,” kata Theo. Sedangkan IKPM Bali menyodorkan tema “Keagungan Tuhan – Narasima.” Mereka akan menampilkan Ogoh-ogoh Raksasa dan Narasima dengan dibalut efek tata lampu yang membuat mata Ogoh-ogoh tersebut menyala. Pun juga mereka memadukan dengan street performance dengan melibatkan sekitar 50 penari yang menceritakan Narasima. “Harapannya, dari cerita ini dapat mengedukasi bahwa Tuhan itu ada di mana-mana. Dan dibalik bencana besar pasti ada pemecahan yang luar biasa yang ditunjukkan olehNya,” tutur I Gede Dharma Senthanu, penanggungjawab IKPM Bali ini. Komunitas Garuda akan membuat sebuah sangkar besar yang didalamnya berisi Garudaman. Sangkar tersebut nantinya akan terbuka dan Sang garudaman akan berkelahi melawan beberapa monster jahat berwujud tikus, kecoa dan lain sebagainya (melambangkan para koruptor). Sementara ada pula patung Sang Proklamator Bung Karno – penggali Pancasila – tengah duduk termenung memikirkan kondisi bangsa yang tengah tak menentu akibat maraknya budaya korupsi, jalan kekerasan, oleh sekelompok orang, menjadi panglima dalam menyelesaikan masalah. Sementara DR Design akan menampilkan “Omah Tawon – The Magnificence of Bee.” Komunitas ini akan menunjukkan fenomena kehidupan lebah yang mempresentasikan persatuan untuk mencapai satu tujuan seperti membangun sarangnya. Selain membuat patung lebah, mereka juga akan menampilkan tarian dengan kostum lebah. “Kostum-kostum ini mewakili elemen-elemen yang ada di Yogya, seperti tukang jamu lebah, tukang becak lebah, dokter lebah dan lain sebagainya. Semua itu menunjukkan simbol keberagaman kreatifitas yang menjadi jiwa kota Yogya,” kata Ruby Sofyan, sang sutradara. Itulah beberapa contoh karya yang dibuat oleh para peserta lomba. “Saya yakin kalau event JJC IV – 2011 yang berlangsung pada 22 Oktober ini sayang untuk dilewatkan. Marilah kita tonton dan kami mengundang para wisatawan hadir ke Yogya untuk menyaksikan seni instalasi yang bergerak dan dibuat oleh para seniman,” ujar Rosa lagi. Sumber: http://www.jogjajavacarnival.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline