Lihat ke Halaman Asli

Budiman Sudjatmiko dan Surya University Siapkan Gerakan Ilmuwan Pendamping Desa

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13912820211569464325

[caption id="attachment_319771" align="alignnone" width="600" caption="Budiman Sudjatmiko (Pimpinan Pansus UU Desa) dan Prof Yohanes Surya (Rektor Surya University) dalam Diskusi Gerakan Ilmuwan Pendamping Desa"][/caption] Terobosan baru tercetus dalam Diskusi Undang-Undang Desa (UU Desa) bersama civitas akademika Surya University di Surya Center Jalan Boulevard Gading Serpong blok 0/1, Sumarecon Serpong, Tangerang, Rabu (29/1/2014). Para ilmuwan di Surya University siap bekerjasama dengan desa untuk penerapan hasil penelitiannya. Mereka akan mendampingi desa sehingga muncul percepatan pembangunan desa. Diskusi dimulai dengan pemaparan UU No 6 tahun 2014 tentang Desa oleh Budiman Sudjatmiko, Wakil Ketua Pansus DPR UU Desa. Menurut Budiman, UU Desa menegaskan pengakuan NKRI pada desa atau disebut lain (nagari, gampong, banjar, dan lain-lain) sebagai kesatuan masyarakat hukum yang berhak mengatur rumah-tangganya berdasar hak asal-usul dan hak tradisionalnya. "Hak dan kewenangan desa yang diatur dalam UU Desa bukan akibat dari desentralisasi, namun merujuk beyond decentralization, yaitu prinsip rekognisi dan subsidiaritas," jelas Budiman. "Negara mengakui keberadaan desa sudah ada sebelum NKRI terbentuk. Selanjutnya, negara memberikan kewenangan bagi desa untuk mengatur kehidupannya berdasar hak asal-usul mereka yang sangat beragam," lanjutnya. Selain itu, negara memberikan dukungan anggaran yang jelas pada desa, baik dari APBN, APBD, maupun bagi hasil pajak. Bila dirata-rata, setiap desa akan mendapat anggaran 1,2 milyar. Dukungan anggaran itu akan mendorong desa untuk mengembangkan sentra-sentra ekonomi baru di dunia perdesaan. Budiman mengajak para ilmuwan (saintis) untuk memainkan peran strategis dalam percepatan tata kelola sumber daya desa maupun pembangunan desa. "Anggaran yang digelontorkan ke desa akan menjadi jalan kemakmuran bila mampu menciptakan usaha produktif dan inovatif. Keberadaan ilmuwan dalam arus perubahan desa sangat penting," tegas Budiman. Strategi Pendampingan Desa Pada diskusi itu juga tampil Yossy Suparyo, Direktur Eksekutif Gedhe Foundation dan Pegiat Gerakan Desa Membangun (GDM), berbagi cerita tentang inisiatif desa secara mandiri membangun desa. GDM mengembangkan strategi kreatif dalam pengelolaan sumberdaya desa, seperti pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam tata pemerintahan desa. "Kami manfaatkan teknologi informasi untuk mempromosikan potensi dan produk unggulan desa. Selain itu, penerapan IT mampu melahirkan pelayanan publik yang prima, pengelolaan data yang akurat, dan pemetaan sumberdaya desa," jelas Yossy sambil menunjukkan program website desa dan sistem informasi desa. Para civitas akademika Surya University menyambut baik gagasan itu. Rektor Surya University, Prof Yohanes Surya, mengatakan para ilmuwan harus aktif menerapkan hasil-hasil risetnya sebagai jalan keluar bagi permasalahan yang dihadapi masyarakat, tak terkecuali masyarakat desa. Para ilmuwan siap mendampingi desa dalam pengembangan dunia pendidikan, ketahanan pangan, dan pengembangan energi. Yohanes mencontohkan metode belajar matematika yang dikembangkan Surya University melahirkan anak-anak Indonesia yang meraih Juara Olimpiade Sains tingkat Internasional "Bila sekarang muncul Gerakan Desa Membangun, kami berharap ada Gerakan Ilmuwan Pendamping Desa. Kerjasama pegiat desa dan para ilmuwan akan menghasilkan strategi percepatan pembangunan desa," ujar Yohanes Surya. Usai diskusi dibentukkan tim kecil untuk merencanakan langkah lanjutan secara rinci. Kerja kolaborasi itu akan melebarkan jalan untuk mewujudkan desa yang hebat. Desa Hebat, Indonesia Hebat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline